Pages

Showing posts with label Logam. Show all posts
Showing posts with label Logam. Show all posts

Monday, May 30, 2016

Bauksit

Apa yang ANDA ketahui tentang Bauksit?
Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1821 di Selatan Perancis tepatnya di Desa Les Baux oleh geolog bernama Pierre Berthier. Di Indonesia, bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di daerah Kijang, Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Bauksit yang berasal dari Pulau Bintan telah ditambang dan diekspor sejak tahun 1935. Pada tahun 1968, pengelolaan tambang diserahkan kepada ANTAM. Hal ini menjadikan ANTAM sebagai perusahaan penghasil bauksit tertua di Indonesia. Pada saat itu, ANTAM mengekspor bauksit ke produsen alumina di Jepang dan China.

Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida seperti gibsit (Al2O33H2O), boehmit (Al2O3H2O) dan diaspor (Al2O3H2O).  Dalam keadaan murni mempunyai warna putih atau kekuningan, merah atau coklat apabila terkontaminasi oleh besi oksida atau bitumen. Bauksit relatif sangat lunak (kekerasan 1-3), relatif ringan dengan berat jenis 2,3-2,7; mudah patah, tidak larut dalam air, dan tidak terbakar.
 
http://bhaltazar.wordpress.com/
Bauksit (Gbr. bhaltazar.wordpress.com)
Jenis mineralnya adalah Gibsit (Al2O33H2O), dengan kadar utama alumina, kuarsa, silica aktif, TiO2 dan Fe2O3. Boehmit didapatkan juga dalam rekahan pada batuan nepelin syenit pegmatite sebagai hasil proses alterasi hidrotermal dari nepelin atau feldspar.

Bijih bauksit laterit terjadi di daerah tropis dan sub tropis serta membentuk perbukitan landai, yang memungkinkan terjadinya pelapukan yang cukup kuat. Bauksit dapat terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa (SiO2) bebas.

Batuan yang mempunyai persyaratan ini antara lain nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari batuan beku, batuan lempung/serpih. Batuan tersebut akan mengalami laterisasi yaitu proses yang terjadi karena proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan akan mengalami pelapukan. Pada musim hujan air memasuki rekahan-rekahan dan menghancurkan unsur yang mudah larut, sementara unsur yang sukar larut/tidak larut tertinggal dalam batuan induk. Setelah unsur-unsur yang mudah larut seperti N dan K, Mg dan Ca, dihanyutkan oleh air, residu yang tertinggal (disebut laterit) menjadi kaya akan hidrosida alumina, Al(OH)3 yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.

Bagaimana Metode Penambangannya?
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka (open pit mining) diawali dengan land clearing, kemudian dilanjutkan dengan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih tersebut ke dalam dump truck untuk diangkut ke instalasi pencucian. Maksud dilakukan pencucian adalah untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara dicuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diperlukan, seperti kuarsa, lempung dll.

Bagaimana Proses Pemurnian Refinery Pembuatan Aluminium?
Pada umunya proses pembuatan aluminium terbagi dalam 2 (dua) tahapan yaitu :
1.  Proses Bayer; merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida (alumina).
2.  Proses Hall-Heroult; merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium murni.

Sebutkan Kegunaan dari Bauksit?
Kegunaan dari bauksit diantaranya sebagai bahan utama pembuatan logam aluminium, bahan dasar pada industri kimia dan refractory.

Dimana Penyebaran Bauksit?
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki cadangan bauksit potensial saat ini.

Penyebaran dapat dijumpai mulai dari Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau Kapuas, Kabupaten Kayong dan Kabupaten Ketapang.


Terdapat 2 (dua) pabrik pengolahan (smelter) bauksit telah beroperasi di Kalimantan Barat yaitu PT. ICA - ANTAM berlokasi di Tayan, dan PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery merupakan perusahaan patungan antara PT. Cita Mineral Investindo (Harita Group), China Hongqiao Group Ltd, Winning Investment (HK), dan PT. Danpac Resources Danpac berlokasi di Kendawangan, Ketapang.

Tuesday, March 8, 2016

Survei Struktur Geologi Hubungannya Dengan Daerah Mineralisasi di Kab. Bengkayang dan Kab. Landak Provinsi Kalimantan Barat



Jenis kekar yang diinventarisir di daerah penelitian umumnya merupakan kekar gerus (shear joint) yang sebagian diantaranya terisi oleh mineral sulfide seperti pirit dan kalkopirit, namun banyak juga yang tidak diisi oleh mineral tertentu atau barrent joint. Arah (trend) dari kekar gerus tersebut umumnya Baratlaut-Tenggara dan Timurlaut-Baratdaya, masing-masing berkemiringan ke Baratdaya dan Tenggara. Adapun kekar bukaan (tension joint) sebagai perangkap dari mineralisasi emas dan tembaga berarah Baratlaut-Tenggara berkemiringan ke arah Baratdaya.

Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM


Secara kinematika, pola tegasan utama yang mengontrol sistem pensesaran di daerah ini adalah U 005º - 185º T dan U 110º - 290º T atau berarah Utara - Selatan dan Baratlaut - Tenggara. Tegasan (stress) berarah Utara-Selatan (U 005º - 185º T) tersebut merupakan control utama terbentuknya sesar geser menganan sebagai koridor atau pembatas dari cebakan urat emas di daerah Semangkong dan G. Suren.

Daerah penelitian sebagian disusun oleh batuan Terobosan Sintang yang secara litologi disusun oleh batuan asam sampai menengah, terdiri dari granit, granodiorit, diorit, mikrodiorit, diorit kuarsa, dan tonalit. Batuan tersebut merupakan sumber dari mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini yang menerobos batuan lebih tua seperti Granodiorit Mensibau dan Batuan Gunungapi Raya berumur Jura awal – Kapur Akhir.


Mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini tercebak dalam sistem urat (kuarsa sebagai mineral gangue dan granit sebagai batuan samping/wall rock) dengan struktur sesar geser menganan (dextral wrench fault) sebagai kontrol utama atau koridor strukturnya. Urat (vein) kursa sebagai pembawa mineral tersebut merupakan kekar bukaan (tensional joint) berarah U 110 °T/66°; dan secara stereografi merupakan bidang yang melewati tegasan menengah dan terkecil atau δ2 dan δ3. 



Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, analisis dan interpretasi data, diperoleh kesimpulan mengenai struktur geologi hubungannya dengan mineralisasi di daerah penelitian, yaitu :

1.      Daerah penelitian secara jalur mineralisasi logam Kalimantan dilalui oleh tiga jalur, yaitu : jalur Au-Cu dalam batuan asam-menengah, jalur bauksit dalam granit, dan jalur Cr-Fe dalam batuan ultrabasa,
2.       Batuan sumber / pembawa mineralisasi : Terobosan Sintang (Oligo-Miosen) : diorit, mikrodiorit, granit, granodirit, diorit kuarsa, dan tonalit,
3.       Arah umum lineasi (kelurusan sesar) : (U 10º -190º T); Secara umum didominasi oleh arah U 155º -335º T (mode) pada kisaran (U 150º-330º T) dan (U 160º -340º T),
4.     Sesar yang mengontrol mineralisasi (sebagai koridor struktur) : sesar geser menganan atau Dextral wrench fault berarah U 157 ºT/83º, atau sesar-sesar berarah U 155º -335º T (Tenggara-Baratlaut),
5.        Arah mineralisasi urat (vein) : tensional joint U 110 ºTE/66º-77o),
6.      Mineralisasi : pirit, malahit, azurit dengan batuan samping berupa granit dan gangue minerals berupa kuarsa,
7.        Mineral ekonomis : emas, perak, tembaga, dan bauksit,
8.        Tipe cebakan (emas, tembaga) : epitermal berupa tipe urat (stock work)

Sumber :  Badan Geologi – Kementerian ESDM