Pages

Showing posts with label Penyelidikan Potensi Mineral. Show all posts
Showing posts with label Penyelidikan Potensi Mineral. Show all posts

Friday, June 17, 2016

Penyelidikan Sumber Daya Mineral di Kecamatan Monterado

Pendahuluan
Kecamatan Monterado terdiri dari 11 (sebelas) desa, memiliki luas wilayah sebesar 291,00 Km2 terletak pada titik koordinat 0037’10’’LU-0055’00’’LU dan 109004’35’’BT-109013’47’’BT dengan Ibukota Kecamatan di Monterado, berjarak 53,18 km dari Ibukota Kabupaten Bengkayang.

Pencapaian lokasi Ibukota Kecamatan di Monterado dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh ± 1 jam 45 menit dari Ibukota Kabupaten, melewati jalan utama Bengkayang - Samalantan - Monterado.

Tinjauan Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Singkawang, yang disusun oleh N. Suwarna, F. De Keyser, R.P. Langford dan D.S. Trail yang dikeluarkan oleh (P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun di Kecamatan Monterado dan sekitarnya adalah sebagai berikut:

-     Formasi Banan (Rub); Berumur Trias Akhir, terdiri dari batupasir dan sedikit konglomerat dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh, termasuk batu tanduk berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.

-   Formasi Sungai Betung (Jls); Berumur Jura akhir, terdiri dari perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus – sedang, kelabu muda – hitam, perbandingan batulumpur meningkat ke arah atas; batupasir tufan halus dibagian atas, berlapis baik.

-     Batuan Gunungapi Raya (Klr); Berumur Kapur Awal, terdiri dari batuan beku luar andesit, dasit dan basal (piroklastik, sedikit lava) serta batuan terobosan; sedikit menyusupi konglomerat, batupasir dan batulumpur; setempat termalihkan oleh batuan terobosan kapur dan tersier, dan termineralisasi dengan pirit, kalkopirit, molibdenit dan sfalerit.

-    Batuan Gunungapi Serentak (Tes); Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela; setempat breksi tufan dan riodasit, kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian terubah; urat halus besian, pirit, pirhotit, pirolusit.

-     Dasit Bawang (Teb); Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari dasit, sedikit tonalit, magnetik sedang.

-  Formasi Hamisan (Toh); Berumur Oligosen. Terdiri dari arenit kuarsa dan sela, konglomerat aneka bahan; setempat dengan sisipan batulempung kelabu; perlapisan silang siur dan perlapisan sejajar.

-    Batuan Terobosan Sintang (Toms); Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal. Terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, tonalit, gabro kuarsa; mesokratik sampai lekokratik, porfiritik sampai holokristalin; setempat ubahan serisit,  khlorit, epidot, dan karbonat; serisit berkaitan dengan urat kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar; mineralisasi emas; magnetik sedang.

-    Batuan Gunungapi Niut (Tpn); Berumur Pliosen. Terdiri dari basal porfiri, sedikit andesit basalan.

-   Endapan Aluvial Terbiku (Qat); Berumur kuarter. Tersusun dari kerikil, pasir, lumpur; struktur lapisan silang siur dan bidang; lekuk gerusan, gali dan isi, lapisan mineral berat.

-   Endapan Litoral (Qc); Berumur Kuarter. Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil, setempat gampingan; bahan tumbuhan.

-     Endapan Aluvial dan Rawa (Qa); Berumur Kuarter; Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan.

Kegiatan Penyelidikan
Tahapan kegiatan penyelidikan berupa pengkajian studi literatur dari peneliti terdahulu, untuk mengetahui kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, pola aliran air permukaan dan lithologi. Sedangkan tahapan pekerjaan lapangan yang dilakukan meliputi : pemetaan geologi permukaan, pengamatan singkapan batuan, pengambilan conto batuan, pengambilan titik koordinat, pendataan dan pengamatan lubang-lubang tambang existing.

Hasil Penyelidikan
Potensi endapan bahan galian berdasarkan pengumpulan data primer hasil pengamatan langsung di lapangan yaitu : pasir kuarsa, emas, galena, bauksit, zircon, ilmenit, dan granit.

Pasir Kuarsa
Pasir Kuarsa dijumpai dilapangan tersebar secara tidak merata pada empat desa di Kecamatan Monterado. Dari hasil pengamatan megaskopis diamati warna dari pasir kuarsa tersebut adalah abu-abu muda sampai abu-abu tua, berbutir halus – sedang, umumnya bersifat endapan lepas-lepas akan tetapi dijumpai juga batupasir kuarsa yang bersifat keras (masif), sedangkan pasir kuarsa yang diendapkan sepanjang sungai bervariasi dari warna coklat tua hingga putih. Ketebalan pasir kuarsa yang diamati rata-rata 1-2 meter dengan sisipan lempung dan kaolin didalamnya. Adapun penyebaran dari keterdapatan bahan galian dasar untuk industri kaca ini berarah selatan-utara.
  
Emas
Keterdapatan emas pada Kecamatan Monterado di dominasi dengan keberadaan pasir hasil lapukan batuan beku granit yang mengandung urat-urat emas kemudian teroksidasi secara kimia serta tererosi yang menyebabkan terjadinya pembentukan emas aluvial.

Hasil pengamatan dilapangan keterdapatan emas dijumpai pada daerah yang telah dikerjakan oleh masyarakat setempat dengan sistem tambang “manual”, diketahui ketebalan pasir mengandung emas dijumpai sekitar 1- 14 meter, daerah penambangan emas aluvial ada beberapa tempat antara lain yaitu Desa Monterado, Desa Goa Boma. Potensi emas tersebut telah dilakukan eksplorasi oleh beberapa Pemegang IUP dan dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh masyarakat.

Galena
Mineral galena yang banyak digunakan pada industri pengolahan besi dan baja ini, dijumpai di Desa Goa Boma, yang terbentuk pada urat-urat kuarsa pada batuan beku vulkanik. Dan pada batuan yang mengandung galena tersebut juga ditemukan mineral pirit, kalkopirit, dan emas.

Zircon
Zircon dijumpai tersebar mulai dari Desa Rantau, Desa Goa Boma, Desa Monterado, Desa Siaga dan Desa Serindu. Pada pengamatan megaskopis zircon dijumpai dalam keadaan tercampur dengan pasir kuarsa , emas dan mineral berat lainnya.

Rata-rata daerah yang mencirikan keterdapatan bahan galian zircon tersebut merupakan daerah bekas tambang emas yang dikerjakan masyarakat ataupun perusahaan terdahulu. Bahan galian zircon dilapangan dijumpai dengan mineral asosiasinya seperti ilmenit, monazit, rutil, dan xenotim.

Hasil analisa kimia sampel zircon yang berasal dari Kecamatan Monterado menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Magnetit (Fe3O4) : Trace
2. Ilmenit (FeTiO3) : 12,06 %
3. Hematit (Fe2O3) : 4,39 %
4. Piroksen ((Fe,Ca,Mg,Na)SiO) : Trace
5. Zircon (ZrSiO4) : 63,92%
6. Kuarsa (SiO2) : 19,63%

http://baloary.blogspot.com/
Peta Keterdapatan Sumber Daya Mineral di Kecamatan Monterado

Ilmenit
Ilmenit/pasir besi dijumpai di Desa Monterado dengan penyebaran yang tidak merata dan bercampur dengan mineral zircon. Keberadaan ilmenit di lokasi ini berupa sisipan pada batu pasir hasil pengikisan dari batuan beku yang ada disekitar lokasi. Ketebalan endapan pasir yang mengandung ilmenit ini 1-5 meter dan rata-rata agak sulit untuk dipisahkan dengan mineral zircon.
  
Bauksit
Bauksit yang berada dilokasi pengamatan Desa Monterado dan Rantau merupakan hasil lapukan dari batuan granit dijumpai pada areal perbukitan, ketebalan bauksit dilokasi penyelidikan antara 1-3 meter dengan arah penyebaran utara-selatan.

Besi
Singkapan besi yang dijumpai masih termasuk kedalam wilayah Desa Goa Boma. Singkapan besi tersebut ditemukan berupa kumpulan bijih besi berukuran kerakal – bongkah (4 – 40 cm) yang didominasi oleh bijih magnetit – limonit, bijih magnetit – hematit dan juga bijih hematit – limonit.

Granit
Keterdapatan granit yang merupakan bahan galian kontruksi ini dijumpai di Desa Sendoreng dan Gerantung dan telah dilakukan penambangan secara manual. Penyebaran dari batuan granit ini setempat-setempat dikarenakan pembentukan asalnya merupakan suatu intrusi batuan/terobosan.

Kesimpulan dan Saran
Dari hasil inventarisasi sumberdaya mineral dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bahan galian galena terbentuk pada urat-urat kuarsa pada batuan beku vulkanik, berasosiasi dengan emas, pirit dan kalkopirit.
2.  Bahan galian zircon yang terakumulasi bersama endapan emas aluvial, cukup menarik untuk dilakukan penyelidikan lebih detail.
3.  Endapan emas aluvial dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh masyarakat secara ilegal dengan metode tambang semprot.

Sumber Referensi
1.     JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy, Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of Japan.
2.   Suwarna, N., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
3.     Rusmana, E. dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
4.    Supriatna, E., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
5.   Nursahan, Iwan, dkk., 2004; Laporan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.

Sunday, May 8, 2016

Inventarisasi Keterdapatan Sumber Daya Mineral di Kecamatan Teriak Kabupaten Bengkayang

Pendahuluan

Kabupaten Bengkayang terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan yaitu : Kecamatan Sei Raya, Capkala, Sei Raya Kepulauan, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sei Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding.

http://baloary.blogspot.co.id/
Peta Adminstrasi Kabupaten Bengkayang


Kali ini kami akan menginformasikan hasil inventarisasi keterdapatan sumberdaya mineral di Kecamatan Teriak…..

Kecamatan Teriak terdiri dari 18 (delapan belas) desa, memiliki luas wilayah sebesar 231,51 Km2 terletak pada titik koordinat 0045’56’’LU-0054’27’’LU dan 1092025’32’’BT-109035’7’’BT dengan Ibukota Kecamatan di Bana, berjarak 13,76 km dari Ibukota Kabupaten Bengkayang.

Pencapaian lokasi Ibukota Kecamatan di Bana dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh ± 25 menit dari Ibukota Kabupaten, melewati jalan utama Bengkayang – Bana.

Tinjauan Geologi Regional
Batuan alas di Kalimantan Barat tersusun oleh litologi batuan beku meta, sedimen meta, granit dan batuan mafik/ultra mafik. Batuan alas berumur Pra Tersier yang telah mengalami deformasi tekanan dan pemalihan, pada orogenesa Kapur-Tersier diterobos dan ditutupi oleh batuan gunung api dan subvulkanik berkomposisi menengah sampai mafik.

Batuan ofiolit dan sediment samudra dari Komplek Mafik Danau dan Kapuas Terdeformasi ke dalam suatu baji akresi berumur Kapur Awal selama penunjaman ke arah selatan di bawah benua yang sekarang diwakili oleh sebagian besar Kalimantan dan sekitar Paparan Sunda.  Penunjaman yang diikuti oleh pembentukan sebuah busur magmatis tepian benua yang besar dan sisanya terawetkan sebagai Batolit Schwaner dan batolit lainnya. 

Pembentukan sebagian besar cekungan turbidit terjadi pada jaman Kapur Akhir, batuan sedimen ini kemudian diterobos oleh granit mengandung bijih timah yang berumur Kapur. Batuan gunungapi felsik yang berumur Eosen Tengah terbentuk pada dasar cekungan tanah muka di selatan jalur lipatan Kapuas, dengan penyebaran yang sangat luas. Pembentukan cekungan-cekungan antara gunung seperti yang dikenal sebagai Cekungan Melawi, Mandai dan Ketungau terjadi kala Eosen Akhir-Oligosen. Pada Oligosen-Miosen, cekungan tanah muka mengalami pengangkatan yang disertai oleh pembentukan batuan terobosan yang dikenal sebagai terobosan Sintang Dasitik yang disertai oleh pembentukan endapan emas, logam dasar dan air raksa.

Mengacu peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan yang disusun oleh N. Suwarna (GRDC), dan R.P. Langford (AGSO), 1993, peta Geologi Lembar Sambas Dan Siluas, Kalimantan,  yang disusun oleh E. Rusmana (GRDC) dan P.E. Pieters (AGSO), 1993, dan peta Geologi Lembar Sanggau, Kaimantan, yang disusun oleh S. Supriatna, U. Margono, Sutrisno (GRDC), P.E. Pieters dan R.P. Langford (AGSO), 1993, yang dikeluarkan oleh (P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun di Kabupaten Bengkayang berturut-turut dari yang tertua – paling muda adalah sebagai berikut :

-  Formasi Seminis (PzRs)
Terdiri dari batusabak, filit, batupasir, Umur Formasi batuan ini adalah Trias Akhir – Perm.
-  Batuan Gunungapi Sekadau (Rusk)
Terdiri dari basalt, dolerite, andesit, tufa, breksi, anglomerat. Umur Formasi ini adalah Trias.
-  Granodiorit Jagoi (RJlj)
Terdiri dari biotit, granodiorit, terutama kuarsa majemuk. Umur Formasi ini adalah Jura.
-  Kelompok Bengkayang (RJb)
Terdiri dari batupasir, batulumpur, batulanau, konglomerat, serpih, batupasir tufaan, biasanya karbonan, setempat berfosil. Umur Formasi kelompok  batuan ini adalah Trias Akhir.
-  Komplek Serabang (JKls)
Batuan Ultaramafik, gabro, basal malih, rijang, sepilit, berasosiasi seperti bancuh dengan batusabak, filit, sekis, batupasir malih, batutanduk. Umur Formasi ini adalah Kapur – Jura.
-  Batugamping Bau (Juba)
Batugamping berlapis, umur Formasi ini adalah Jura Atas.
-  Formasi Pendawan (Kp)
Terdiri dari serpih, serpih sabakan, batulumpur karbonan, batulanau dan batupasir, setempat gampingan, sedikit batugamping dan tufa, berfosil. Umur Formasi ini adalah Kapur.
-  Formasi Banan (Rub)
Berumur Trias Akhir, terdiri dari batupasir dan sedikit konglomerat dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh, termasuk batu tanduk berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.
-  Formasi Sungaibetung (Jls)
Berumur Jura akhir, terdiri dari perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus – sedang, kelabu muda – hitam, perbandingan batulumpur meningkat ke arah atas; batupasir tufan halus dibagian atas, berlapis baik.
-  Batuan Gunungapi Raya (Klr)
Berumur Kapur Awal, terdiri dari batuan beku luar andesit, dasit dan Basalt (piroklastik, sedikit lava) serta batuan terobosan; sedikit menyusupi konglomerat, batupasir dan batulumpur; setempat termalihkan oleh batuan terobosan kapur dan tersier, dan termineralisasi dengan pirit, kalkopirit, molibdenit dan sfalerit.
-  Granodiorit Mensibau (Klm)
Berumur Kapur Awal. Terdiri dari granodiorit hornblende-biotit, adamelit, tonalit, granodiorit biotit-hornblende, diorit, diorit kuarsa, granit; magnetik sedang sampai kuat; umumnya terubah; setempat tergeruskan kuat, termilonitkan, dan terbreksikan, xenolit batuan gunung api dan sedimen.
-  Batupasir Kayan (TKk)
Berumur Paleosen, terdiri dari batupasir kuarsa – feldspar, kuarsa – litos, serpih, batulanau, sedikit konglomerat, batubara ; setempat kayu terkersikkan.
-  Gabro Setinjam (Kuse)
Berumur Kapur Akhir. Terdiri dari gabro; halus sampai pegmatitan, umumnya sedang; plagioklas (<50%), horblende, piroksen, olivin dan biotit, setempat berfoliasi dan berlapis.
-  Batuan Gunungapi Serentak (Tes)
Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela; setempat breksi tufan dan riodasit, kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian terubah; urat halus besian, pirit, pirhotit, pirolusit.
-  Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal. Terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, tonalit, gabro kuarsa; mesokratik sampai lekokratik, porfiritik sampai holokristalin; setempat ubahan serisit, khlorit, epidot, dan karbonat; serisit berkaitan dengan urat kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar; mineralisasi emas; magnetik sedang.
-  Batuan Gunungapi Niut (Tpn)
Berumur Pliosen. Terdiri dari Basalt porfiri, sedikit andesit Basaltan.
-  Endapan Aluvial dan Rawa (Qa)
Berumur Kuarter. Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan.

Struktur geologi didominasi oleh sesar dan kelurusan dalam batuan gunung api dan plutonik terutama berarah utara-barat daya. Wilayah penelitian berada di Batuan Gunungapi Raya Kapur Bawah yang cenderung sebagian besar hanya berupa sisa dari bagian gunungapi yang terkikis luas, sebagai penutup Batolit Schwaner Singkawang. Batolit ini diduga terjadi diatas lajur penunjaman yang miring ke selatan pada waktu Kapur Bawah. Granodiorit Mensibau mempunyai sentuhan terobosan terutama dengan batuan samping yang berumur Trias Akhir sampai Jura Awal, yang membentuk bagian dari Kawasan Kalimantan Barat Laut.

Peneliti Terdahulu
Para peneliti yang melakukan studi keterdapatan sumber daya mineral di Wilayah Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya, diantaranya yaitu :
1.   Krol (1928), melaporkan tentang contoh urat kuarsa dari daerah Gunung Selakean mengandung nilai-nilai sampai 28,4 gr/ton emas dan 78,2 gr/ton perak.
2.     Faddegon (1941), meneliti endapan Bijih Molibdenit pada lereng Gunung Bawang, 12 Km barat laut Bengkayang, dan melaporkan juga keterdapatan intan yang tersebar sepanjang Sungai Landak, dari Ngabang ke hulu sejauh 7 Km dari batas utara Sungai Sekayam (Sungai Behe, Sikip, Engkarang dan Entikong).
3.    Japan International Coorperation Agency (JICA), (1982), Menemukan daerah prospek Gunung Selakean pada 8 lubang galian pada urat kuarsa piritan kuarsa sulfida yang termineralisasi, pirit, arsenopirit, galena, sfalerit dan kalkopirit.
4.   Supriatna (1989)Badan Geologi, mencatat bahwa butiran emas dari hulu Sungai Landak lebih kecil dari pada butiran emas dari Sungai Sekayam dan sekitarnya.
5.     Iwan Nursahan (2005), Badan Geologi, melakukan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat.

Kondisi Geologi Kecamatan Teriak 
Stratigrafi daerah Kecamatan Teriak tersusun atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Lava Andesitik dan Breksi Lava Formasi Jirak, Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa, dan Satuan Batuan Terobosan Granit.

Satuan Lava Andesitik dan Breksi Lava Formasi Jirak : terdiri dari lava andesitik-basaltik, breksi lava andesitik porfiritik, lava dasitik dan tufa halus-tufa lapili piroklastik. Satuan ini dapat dikorelasikan sebagai Formasi Jirak (JICA 1982) berumur Jura Atas.

Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa terdiri dari diorit, abu-abu-keputihan, berbutir sedang-halus, fanerik–porfiritik. Batuan ini tersingkap di lereng Gn. Serawak dan lereng Sungai Tapang. Sesuai penyebarannya, bentuk intrusi ini diperkirakan berupa retas. Kedudukan stratigrafi intrusi ini menerobos Satuan lava dan tufa Formasi Jirak yang berumur Jura Atas, maka satuan ini diperkirakan berumur Kapur Awal.

Satuan Terobosan Granit: terdiri dari granodiorit, warna putih-kemerahan-kehitam-hitaman, berbutir sedang–kasar, faneris,  tekstur holokristalin. Intrusi ini diperkirakan berbentuk stock sesuai penyebarannya di hilir S. Empawang dan Gn. Batulumun. Batuan terobosan ini dapat dikorelasikan dengan Satuan Intrusi Gn. Raya (JICA, 1982), dan berdasarkan hasil dating penentuan umur absolut K-Ar diperoleh kisaran umur pada 114 – 103 juta tahun yang lalu atau Kapur Tengah. Satuan ini menerobos batuan lava andesitik dan tufa Fm. Jirak yang berumur Jura Atas.

Struktur geologi yang teramati di daerah ini terdiri dari kekar dan sesar relatif berarah utara-selatan, sedangkan indikasi sesar geser manganan berarah relating timurlaut-baratdaya. Di daerah Salakean-Jaluk atau Sungai Kuntup ditemukan breksiasi atau milonit berarah utara-selatan pada zona breksi sulfida.

Mineralisasi
Daerah penelitian sebagian disusun oleh batuan Terobosan Sintang yang secara litologi disusun oleh batuan asam sampai menengah, terdiri dari granit, granodiorit, diorit, mikrodiorit, diorit kuarsa, dan tonalit. Batuan tersebut merupakan sumber dari mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini yang menerobos batuan lebih tua seperti Granodiorit Mensibau dan Batuan Gunungapi Raya berumur Jura awal – Kapur Akhir.

Mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini tercebak dalam sistem urat (kuarsa sebagai mineral gangue dan granit sebagai batuan samping/wall rock) dengan struktur sesar geser menganan sebagai kontrol utama atau koridor strukturnya. Urat (vein) kursa sebagai pembawa mineral tersebut merupakan kekar bukaan (tensional joint).

Inventarisasi Keterdapatan Sumberdaya Mineral di Kecamatan Teriak
Di wilayah Kecamatan Teriak ini setidaknya ditemukan 6 bahan galian yaitu : Emas, Tembaga, Arsen, Bauksit, Granit, dan Pasir Batu (Sirtu).

http://baloary.blogspot.co.id/
Peta Keterdapatan Sumberdaya Mineral di Kecamatan Teriak
Emas
Indikasi emas primer yang ada di daerah ini berada dalam urat / “Vein” dan berasosiasi dengan Cu, Pb dan Fe. Sedangkan emas aluvial dibeberapa tempat ditambang oleh masyarakat setempat secara ilegal, dilakukan dengan peralatan seadanya metode tambang semprot.

Kegiatan usaha pertambangan lainnya, berupa pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi oleh Pemerintah Kabupaten Bengkayang kepada PT. Millenia Artha Prima yang hingga saat ini masih melakukan tahapan kegiatan eksplorasi komoditas logam emas.

Tembaga
Keterdapatan bahan galian tembaga hanya terdapat di daerah Gunung Selakean, termasuk kedalam Desa Setia Jaya. Proses mineralisasi yang terbentuk di Gunung Selakean inilah yang menarik beberapa peneliti melakukan penyelidikan keterdapatan mineral logam dasar.

Hingga saat ini PT. Kanaan Resources selaku pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi komoditas mineral logam tembaga, melakukan penyelidikan di sekitar Gunung Selakean.

Arsen
Keterdapatan mineral Arsen ini, merupakan hasil dari pada mineralisasi logam yang terjadi di G. Selakean, Desa Setia Jaya. Arsen ini dijumpai berasosiasi dengan mineral lainnya pada proses mineralisasi Au dan Cu . Sampai sejauh ini kegiatan eksplorasi mineral Arsen ini masih bersifat pendahuluan dan belum dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Bauksit
Indikasi bahan galian Bauksit yang ada di daerah ini terdapat di Desa Teriak dan Bangun Sari  pada bagian selatan dan timur. Hal ini bisa dilihat dari singkapan tanah yang nampak akibat pembuatan jalan. Adapun ketebalan ore daripada Bauksit di daerah ini berkisar antara 2 – 5 meter.

Kenampakan megaskopis Bauksit di wilayah ini, berwarna coklat kemerah – merahan, kekerasan lunak – sedang, ukuran kerikil – kerakal, berbentuk angular – sub angular, silika rendah – sedang, Al sedang, penyebaran jarang, ukuran fragmen < 20 cm.

Granit
Potensi bahan galian ini terdapat hampir disemua wilayah kecamatan Teriak. Hal ini dimungkinkan karena pada wilayah Kecamatan ini banyak terdapat perbukitan, yang merupakan hasil dari proses intrusi magma.
Adapun pengusahaan atau pemanfaatan batu Granit ini sebagian besar sebagai material bangunan. Sedangkan cara pengerjaan oleh masyarakat setempat masih bersifat tradisional (manual) dengan menggunakan palu batu dan proses pembakaran, agar mudah dipecah.

Pasir Batu
Keterdapatan pasir batu ini di Kecamatan Teriak terdapat disekitar sungai-sungai di Desa Bangun Sari dan Desa Dharma Bhakti. Pasir batu ini digunakan dalam pembuatan bangunan atau bisa dikatakan sebagai material untuk bangunan dan jalan diwilayah ini.

 Tabel Inventarisasi Sumberdaya Mineral di Kecamatan Teriak


No.

DESA / DUSUN
JENIS BAHAN TAMBANG
a
b
c
1
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
Emas
2
Sebelah Utara G. Padung Ds. Teriak
Emas
3
Sebelah Timur G. Tajok Bakog Ds. Teriak
Emas
4
Gunung Padung Ds. Teriak
Tembaga
5
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
Tembaga
6
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
Arsen
7
Kandang Ds. Teriak
Bauksit
8
Sebelah Barat Lulang Ds. Bangun Sari
Bauksit
9
Selatan G. Selakean Ds. Setia Jaya
Granit
10
Barat Daya G. Padung Ds. Teriak
Granit
11
Utara Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
Granit
12
Riam Peyun Ds. Bangun Sari
Granit
13
Sebelah Timur Laut G. Padung Ds. Setia Jaya
Granit
14
Sungai Tereya Ds. Bangun Sari
Sirtu
15
Tekaruh Ds. Dharma Bhakti
Sirtu

Kesimpulan dan Saran
Dari hasil inventarisasi sumberdaya mineral dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.  Batuan Terobosan Sintang (Toms), yang secara litologi disusun oleh batuan asam sampai menengah, terdiri dari granit, granodiorit, diorit, mikrodiorit, diorit kuarsa, dan tonalit merupakan sumber dari mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini.
2. Terdapat 2 (dua) Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang melakukan kegiatan eksplorasi komoditas logam emas dan tembaga di Kecamatan teriak.
3.  Endapan emas aluvial dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh masyarakat secara ilegal dengan metode tambang semprot.


DAFTAR PUSTAKA
1.     JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy, Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of Japan.
2.   Suwarna, N., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
3.     Rusmana, E. dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
4.    Supriatna, E., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
5.   Nursahan, Iwan, dkk., 2004; Laporan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.

6.     Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, "Penelitian dan Pendataan Potensi Tambang", Tahun 2010.