Pages

Friday, June 17, 2016

Penyelidikan Sumber Daya Mineral di Kecamatan Monterado

Pendahuluan
Kecamatan Monterado terdiri dari 11 (sebelas) desa, memiliki luas wilayah sebesar 291,00 Km2 terletak pada titik koordinat 0037’10’’LU-0055’00’’LU dan 109004’35’’BT-109013’47’’BT dengan Ibukota Kecamatan di Monterado, berjarak 53,18 km dari Ibukota Kabupaten Bengkayang.

Pencapaian lokasi Ibukota Kecamatan di Monterado dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh ± 1 jam 45 menit dari Ibukota Kabupaten, melewati jalan utama Bengkayang - Samalantan - Monterado.

Tinjauan Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Singkawang, yang disusun oleh N. Suwarna, F. De Keyser, R.P. Langford dan D.S. Trail yang dikeluarkan oleh (P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun di Kecamatan Monterado dan sekitarnya adalah sebagai berikut:

-     Formasi Banan (Rub); Berumur Trias Akhir, terdiri dari batupasir dan sedikit konglomerat dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh, termasuk batu tanduk berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.

-   Formasi Sungai Betung (Jls); Berumur Jura akhir, terdiri dari perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus – sedang, kelabu muda – hitam, perbandingan batulumpur meningkat ke arah atas; batupasir tufan halus dibagian atas, berlapis baik.

-     Batuan Gunungapi Raya (Klr); Berumur Kapur Awal, terdiri dari batuan beku luar andesit, dasit dan basal (piroklastik, sedikit lava) serta batuan terobosan; sedikit menyusupi konglomerat, batupasir dan batulumpur; setempat termalihkan oleh batuan terobosan kapur dan tersier, dan termineralisasi dengan pirit, kalkopirit, molibdenit dan sfalerit.

-    Batuan Gunungapi Serentak (Tes); Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela; setempat breksi tufan dan riodasit, kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian terubah; urat halus besian, pirit, pirhotit, pirolusit.

-     Dasit Bawang (Teb); Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari dasit, sedikit tonalit, magnetik sedang.

-  Formasi Hamisan (Toh); Berumur Oligosen. Terdiri dari arenit kuarsa dan sela, konglomerat aneka bahan; setempat dengan sisipan batulempung kelabu; perlapisan silang siur dan perlapisan sejajar.

-    Batuan Terobosan Sintang (Toms); Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal. Terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, tonalit, gabro kuarsa; mesokratik sampai lekokratik, porfiritik sampai holokristalin; setempat ubahan serisit,  khlorit, epidot, dan karbonat; serisit berkaitan dengan urat kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar; mineralisasi emas; magnetik sedang.

-    Batuan Gunungapi Niut (Tpn); Berumur Pliosen. Terdiri dari basal porfiri, sedikit andesit basalan.

-   Endapan Aluvial Terbiku (Qat); Berumur kuarter. Tersusun dari kerikil, pasir, lumpur; struktur lapisan silang siur dan bidang; lekuk gerusan, gali dan isi, lapisan mineral berat.

-   Endapan Litoral (Qc); Berumur Kuarter. Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil, setempat gampingan; bahan tumbuhan.

-     Endapan Aluvial dan Rawa (Qa); Berumur Kuarter; Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan.

Kegiatan Penyelidikan
Tahapan kegiatan penyelidikan berupa pengkajian studi literatur dari peneliti terdahulu, untuk mengetahui kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, pola aliran air permukaan dan lithologi. Sedangkan tahapan pekerjaan lapangan yang dilakukan meliputi : pemetaan geologi permukaan, pengamatan singkapan batuan, pengambilan conto batuan, pengambilan titik koordinat, pendataan dan pengamatan lubang-lubang tambang existing.

Hasil Penyelidikan
Potensi endapan bahan galian berdasarkan pengumpulan data primer hasil pengamatan langsung di lapangan yaitu : pasir kuarsa, emas, galena, bauksit, zircon, ilmenit, dan granit.

Pasir Kuarsa
Pasir Kuarsa dijumpai dilapangan tersebar secara tidak merata pada empat desa di Kecamatan Monterado. Dari hasil pengamatan megaskopis diamati warna dari pasir kuarsa tersebut adalah abu-abu muda sampai abu-abu tua, berbutir halus – sedang, umumnya bersifat endapan lepas-lepas akan tetapi dijumpai juga batupasir kuarsa yang bersifat keras (masif), sedangkan pasir kuarsa yang diendapkan sepanjang sungai bervariasi dari warna coklat tua hingga putih. Ketebalan pasir kuarsa yang diamati rata-rata 1-2 meter dengan sisipan lempung dan kaolin didalamnya. Adapun penyebaran dari keterdapatan bahan galian dasar untuk industri kaca ini berarah selatan-utara.
  
Emas
Keterdapatan emas pada Kecamatan Monterado di dominasi dengan keberadaan pasir hasil lapukan batuan beku granit yang mengandung urat-urat emas kemudian teroksidasi secara kimia serta tererosi yang menyebabkan terjadinya pembentukan emas aluvial.

Hasil pengamatan dilapangan keterdapatan emas dijumpai pada daerah yang telah dikerjakan oleh masyarakat setempat dengan sistem tambang “manual”, diketahui ketebalan pasir mengandung emas dijumpai sekitar 1- 14 meter, daerah penambangan emas aluvial ada beberapa tempat antara lain yaitu Desa Monterado, Desa Goa Boma. Potensi emas tersebut telah dilakukan eksplorasi oleh beberapa Pemegang IUP dan dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh masyarakat.

Galena
Mineral galena yang banyak digunakan pada industri pengolahan besi dan baja ini, dijumpai di Desa Goa Boma, yang terbentuk pada urat-urat kuarsa pada batuan beku vulkanik. Dan pada batuan yang mengandung galena tersebut juga ditemukan mineral pirit, kalkopirit, dan emas.

Zircon
Zircon dijumpai tersebar mulai dari Desa Rantau, Desa Goa Boma, Desa Monterado, Desa Siaga dan Desa Serindu. Pada pengamatan megaskopis zircon dijumpai dalam keadaan tercampur dengan pasir kuarsa , emas dan mineral berat lainnya.

Rata-rata daerah yang mencirikan keterdapatan bahan galian zircon tersebut merupakan daerah bekas tambang emas yang dikerjakan masyarakat ataupun perusahaan terdahulu. Bahan galian zircon dilapangan dijumpai dengan mineral asosiasinya seperti ilmenit, monazit, rutil, dan xenotim.

Hasil analisa kimia sampel zircon yang berasal dari Kecamatan Monterado menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Magnetit (Fe3O4) : Trace
2. Ilmenit (FeTiO3) : 12,06 %
3. Hematit (Fe2O3) : 4,39 %
4. Piroksen ((Fe,Ca,Mg,Na)SiO) : Trace
5. Zircon (ZrSiO4) : 63,92%
6. Kuarsa (SiO2) : 19,63%

http://baloary.blogspot.com/
Peta Keterdapatan Sumber Daya Mineral di Kecamatan Monterado

Ilmenit
Ilmenit/pasir besi dijumpai di Desa Monterado dengan penyebaran yang tidak merata dan bercampur dengan mineral zircon. Keberadaan ilmenit di lokasi ini berupa sisipan pada batu pasir hasil pengikisan dari batuan beku yang ada disekitar lokasi. Ketebalan endapan pasir yang mengandung ilmenit ini 1-5 meter dan rata-rata agak sulit untuk dipisahkan dengan mineral zircon.
  
Bauksit
Bauksit yang berada dilokasi pengamatan Desa Monterado dan Rantau merupakan hasil lapukan dari batuan granit dijumpai pada areal perbukitan, ketebalan bauksit dilokasi penyelidikan antara 1-3 meter dengan arah penyebaran utara-selatan.

Besi
Singkapan besi yang dijumpai masih termasuk kedalam wilayah Desa Goa Boma. Singkapan besi tersebut ditemukan berupa kumpulan bijih besi berukuran kerakal – bongkah (4 – 40 cm) yang didominasi oleh bijih magnetit – limonit, bijih magnetit – hematit dan juga bijih hematit – limonit.

Granit
Keterdapatan granit yang merupakan bahan galian kontruksi ini dijumpai di Desa Sendoreng dan Gerantung dan telah dilakukan penambangan secara manual. Penyebaran dari batuan granit ini setempat-setempat dikarenakan pembentukan asalnya merupakan suatu intrusi batuan/terobosan.

Kesimpulan dan Saran
Dari hasil inventarisasi sumberdaya mineral dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bahan galian galena terbentuk pada urat-urat kuarsa pada batuan beku vulkanik, berasosiasi dengan emas, pirit dan kalkopirit.
2.  Bahan galian zircon yang terakumulasi bersama endapan emas aluvial, cukup menarik untuk dilakukan penyelidikan lebih detail.
3.  Endapan emas aluvial dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh masyarakat secara ilegal dengan metode tambang semprot.

Sumber Referensi
1.     JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy, Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of Japan.
2.   Suwarna, N., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
3.     Rusmana, E. dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
4.    Supriatna, E., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
5.   Nursahan, Iwan, dkk., 2004; Laporan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat