Pages

Wednesday, June 8, 2016

Smelter Bauksit di Kalimantan Barat

Diberlakukannya larangan ekspor raw material (bahan mentah) komoditas tambang jenis-jenis tertentu oleh Pemerintah sejak tanggal 12 Januari 2014, mengupayakan setiap pelaku usaha pertambangan tahapan operasi produksi melakukan peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral.

Usaha pertambangan kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral inilah kemudian dikenal dengan istilah smelter. Apa yang dimaksud dengan smelter?

Smelter diartikan sebagai unit atau pabrik pengolahan dan pemurnian komoditas tambang untuk meningkatkan mutu mineral serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan. Jenis komoditas tambang mineral logam tertentu yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya antara lain bijih Bauksit.

Sedangkan smelter bauksit dapat diartikan sebagai unit atau pabrik pengolahan dan pemurnian komoditas tambang mineral logam bijih bauksit.
Di Kalimantan Barat keterdapatan bijih bauksit memiliki cadangan yang melimpah. Potensi inilah yang menjadi salah satu dasar bagi pelaku usaha pertambangan untuk membangun smelter bauksit di Kalimantan Barat.

Terdapat 2 (dua) unit smelter pengolahan bijih bauksit di Kalimantan Barat yaitu milik PT. ANTAM melalui perusahaan afiliasinya yaitu PT. Indonesia Chemical Alumina (ICA) berlokasi di Tayan, Sanggau dan milik PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery berlokasi di Kendawangan, Ketapang.

Proyek pengembangan smelter bauksit lainnya milik PT. ANTAM adalah proyek Smelter Grade Alumina (SGA) berlokasi di Mempawah yang hingga saat ini masih dalam tahapan kajian lebih lanjut dengan rencana kapasitas produksi 1,2 juta metric ton SGA per tahun.

http://baloary.blogspot.co.id/
Gambar ilustrasi smelter pengolahan mineral (dunia-energi.com)

Berikut gambaran pembangunan ke dua smelter tersebut……

Pertama, smelter bauksit PT. Indonesia Chemical Alumina (ICA) akan mengolah bijih bauksit menjadi produk Chemical Grade Alumina (CGA), berkapasitas produksi CGA 300.000 ton per tahun dengan mengolah 850.000 wet metric tons bijih bauksit tercuci per tahun.

Pabrik pengolahan CGA Tayan yang dikembangkan PT. Indonesia Chemical Alumina (ICA) ini, merupakan perusahaan patungan antara PT. ANTAM dan Showa Denko (SDK) Jepang. ANTAM memiliki 80 persen saham PT. ICA dan sisa kepemilikan 20 persen saham dipegang oleh SDK. Pendanaan proyek senilai 490 juta dollar AS atau setara Rp. 5 triliun itu berasal dari internal ANTAM dan SDK, pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation, Mizuho Bank Ltd, dan Sumitomo Trust and Banking Ltd.
  
Selanjutnya yang ke dua adalah smelter bauksit PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery, merupakan perusahaan patungan antara PT. Cita Mineral Investindo (Harita Group), China Hongqiao Group Ltd, Winning Investment (HK), dan PT. Danpac Resources Danpac memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton alumina per tahun dengan total investasi sebesar US$ 1 milyar.

Pembangunan smelter tahap pertama telah diresmikan dan beroperasi sejak pertengahan Tahun 2015 lalu, dengan kapasitas 1 juta ton alumina per tahun senilai US$ 500 juta. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan smelter tahap kedua, memiliki kapasitas dan nilai investasi yang sama direncanakan akan beroperasi pada Tahun 2017 mendatang.

Hadirnya ke dua smelter ini diharapkan meningkatkan nilai tambah mineral bijih bauksit, meningkatkan ketahanan industri pertambangan dalam negeri, pengendalian produksi dan penjualan bijih bauksit, serta penyerapan tenaga kerja.

Sumber Referensi : www.ANTAM.com dan www.esdm.go.id.


0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat