Pages

Wednesday, May 4, 2016

Penyelidikan Keterdapatan Mineral Logam di Kecamatan Lumar

Secara fisiografis Kecamatan Lumar memiliki luas wilayah sebesar 275,21 Km2 atau sekitar 5,10% dari total luas Wilayah Kabupaten Bengkayang sebesar 5.936 Km2, terletak pada titik koordinat 0052’10’’LU-1002’56’’LU dan 109018’71’’BT-109032’10’’BT.

Penyelidikan keterdapatan komoditas mineral logam ini merupakan upaya kami untuk memetakan jenis komoditas tambang yang terdapat di Gunung Serantak dan sekitarnya di Kecamatan Lumar.
.
Penyelidikan yang kami lakukan terbagi dalam beberapa tahapan yaitu :
1.     Studi literatur dari peneliti terdahulu;
2.     Pengumpulan data lapangan;
3.     Analisa data dan pembuatan peta;
4.     Penyusunan laporan.

Pada postingan ini kami sajikan secara umum saja, hanya untuk mendapatkan gambaran, mengetahui letak dan sebaran keterdapatan komoditas mineral logam yang ditemukan.

Selanjutnya……..

Tahapan pengkajian studi literatur dari peneliti terdahulu, diperlukan untuk mengetahui kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, pola aliran air permukaan dan lithologi.

Tahapan pekerjaan lapangan yang dilakukan meliputi : pemetaan geologi permukaan, pengamatan singkapan batuan, pengambilan conto batuan, pengambilan titik koordinat, pendataan dan pengamatan lubang-lubang tambang existing.

Hasil Pemetaan geologi permukaan diketahui bahwa stratigrafi formasi batuan penyusun daerah ini adalah :

a)  Formasi Banan (Rub); berupa batuan sedimen yang diendapkan pada cekungan berumur Trias-Akhir.Litologinya berupa batupasir kasar hingga menengah, kelabu coklat hingga terang, volkanoklastika, berkonglomerat alas; Batupasir hitam dan halus serta serpih, setempat sabakan, berlapis susun, berkarbon dan sedikit tufaan; Batupasir tufaan berbutir sedang, diselingi oleh tufa asam dan batupasir hitam, batulanau, batulumpur, turmalin termal membentuk batutanduk.

b)  Formasi Sungai Betung (Jls); berupa batuan sedimen yang diendapkan pada cekungan berumur Jura-Awal. Litologinya berupa batupasir berselingan dengan batulanau dan batulumpur; Memperlihatkan perlapisan dengan struktur sedimen, convolute, laminar, dan cross bedding. Banyak terdapat nodul pyrite. Dibagian atas formasi ini diendapkan batupasir berbutir halus dan tufaan.

c)     Formasi Gabbro Setinjam (Kuse); berupa batuan beku intrusif terbentuk pada Creata-Atas berkomposisi gabbro hornblende-pyroxene, setempat dengan biotit dan olivine.

d)    Volkanik Serantak (Tes); merupakan batuan volkanik yang dihasilkan oleh volkanisme yang berlangsung pada Eosen-Tengah tidak selaras dengan Formasi Banan, dengan litologi berupa lapili dasitik, tufa litik dan kristalin breksi tufaan setempat yang memperlihatkan band-aliran, rhyodasit, terubah sebagian, berwarna abu-abu terang sampai kecoklatan, banyak ditemukan veinlet mengandung pyrite, pyrrhotite, pyrolusite, dan ferrugineous.

e)     Dasit Bawang (Teb); merupakan batuan volkanik yang dihasilkan oleh volkanisme yang berlangsung pada Eosen-Tengah selaras dengan Volkanik Serantak, dengan litologi berupa lava dasit porfiritik dengan fenokris plagioklas dan kuarsa, sedikit tonalit.

f)      Terobosan Sintang (Toms); berlangsung pada Miosen-Akhir pada umumnya selaras dengan Dasit Bawang, litologinya berupa diorite, mikrodiorit, granodiorit, diorite kuarsa, gabro kuarsa, tonalit; Alterasi setempat pada Formasi Banan (Rub), Formasi Sungai Betung (Jls), Volkanik Serantak (Tes), dan Lava Dasit Bawang (Teb) pada umumnya menjadi serisit yang berasosiasi dengan calcopyrit-molibdenit-bearing quartz veins, dan disseminated-pyrite.

Struktur geologi yang berkembang di daerah ini merupakan struktur sesar berarah timur laut-utara, sedangkan lipatan yang terbentuk berarah baratlaut-tenggara.


Hasil pemetaan geologi permukaan ini menghasilkan sebaran litologi batuan beku paling dominan seperti diorite, granodiorit dan tonalit. Sedangkan batuan sedimen seperti lempung, diperkirakan merupakan batuan hasil ubahan (alterasi) dari batuan induknya, yaitu batuan beku.

http://baloary.blogspot.co.id/
Peta Sebaran Komoditas Tambang di Kecamatan Lumar

Terbentuknya mineral bijih melalui proses hydrothermal menghasilkan mineral bijih emas primer, perak, tembaga, mangan, antimoni dalam bentuk stibnite, molybdenum, timbal dalam urat kuarsa bersama sfalerit, cinnabar dalam urat kuarsa pada batuan granodiorit dan konsentrat emas.

Prakiraan potensi emas di Gunung Serantak berkisar (kadar Au 2,264 gr/m3), Sintoro (kadar Au 0,2-0,7 gr/t)  dan Sekarem (kadar Au bijih 110 gr/t, Au urat 64 gr/t). Sedangkan prakiraan potensi tembaga kadar Cu 39 g/t, Pb : 32 g/t, Zn 131 g/t, Lokasi Pengamatan Baguruh (kadar Cu 0,01%, Au 0,2 g/t, Mo 0,01%).

Bagi pembaca sekalian, tulisan ini masih sangat dangkal, perlu dilakukan eksplorasi detail dan penentuan metode penyelidikan yang tepat, sehingga menghasilkan data yang lebih terukur dan akurat.


Sumber :
  1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, "Penelitian dan Pendataan Potensi Tambang", Tahun 2010;

  1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung,"Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan,  Skala 1 : 250.000", Suwarna. N dan Langford. RP, Tahun 1993.

Mohon koreksi dan saran, semoga bermanfaat.


Sunday, May 1, 2016

Geologi Regional Kabupaten Bengkayang

Geologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Geo "Bumi", dan Logos berarti "Ilmu Pengetahuan". Jadi istilah Geologi dapat disimpulkan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi beserta isinya, komposisi lapisan batuan dari kulit bumi (lithosfer), struktur, sifat-sifat fisik, sejarah terbentuknya, hingga proses-proses yang telah menyebabkan keadaan bumi seperti saat ini.

Proses-proses geologi yang telah terjadi secara alamih berjuta tahun yang lalu membentuk zona pantai, dataran alluvial, perbukitan bergelombang hingga pegunungan di Wilayah Kabupaten Bengkayang.

Jika kita menelusuri wilayah Kabupaten Bengkayang yang membentang dari arah barat daya hingga timur laut, bentang alam pantai-dataran alluvial dapat dijumpai di Kecamatan Sei Raya, Sei Raya Kepulauan, dan Monterado. Sedangkan bentang alam perbukitan bergelombang-pegunungan menutupi sebahagian wilayah di Kecamatan Capkala, Samalantan, Lembah Bawang, Sei Betung, Bengkayang, Teriak, Lumar, Ledo, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Suti Semarang, Seluas, Jagoi Babang dan Siding.


Mengacu pada Peta Geologi Lembar Singkawang, yang disusun oleh N. Suwarna, F. De Keyser, R.P. Langford dan D.S. Trail dan dikeluarkan oleh (P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun di Wilayah Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya berturut-turut dari yang tertua-muda (stratigrafi) adalah :

http://baloary.blogspot.co.id/
Peta Geologi Kabupaten Bengkayang

-  Formasi Banan (Rub)
Berumur Trias Akhir, terdiri dari batupasir dan sedikit konglomerat dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh, termasuk batu tanduk berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.

- Formasi Sungai Betung (Jls)
Berumur Jura akhir, terdiri dari perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus – sedang, kelabu muda – hitam, perbandingan batulumpur meningkat ke arah atas; batupasir tufan halus dibagian atas, berlapis baik.   

- Batuan Gunungapi Raya (Klr)
Berumur Kapur Awal, terdiri dari batuan beku luar andesit, dasit dan basal (piroklastik, sedikit lava) serta batuan terobosan; sedikit menyusupi konglomerat, batupasir dan batulumpur; setempat termalihkan oleh batuan terobosan kapur dan tersier, dan termineralisasi dengan pirit, kalkopirit molibdenit dan sfalerit.

-  Granodiorit Mensibau (Klm)
Berumur Kapur Awal. Terdiri dari granodiorit hornblende-biotit, adamelit, tonalit, granodiorit biotit-hornblende, diorit, diorit kuarsa, granit; magnetik sedang sampai kuat; umumnya terubah; setempat tergeruskan kuat, termilonitkan, dan terbreksikan, xenolit batuan gunung api dan sedimen.

-  Gabro Setinjam (Kuse)
Berumur Kapur Akhir. Terdiri dari gabro; halus sampai pegmatitan, umumnya sedang; plagioklas (<50%), horblende, piroksen, olivin dan biotit, setempat berfoliasi dan berlapis.

-  Batuan Gunungapi Serentak (Tes)
Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela; setempat breksi tufan dan riodasit, kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian terubah; urat halus besian, pirit, pirhotit, pirolusit.

-  Dasit Bawang (Teb)
Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari dasit, sedikit tonalit, magnetik sedang.

-  Formasi Hamisan (Toh)
Berumur Oligosen. Terdiri dari arenit kuarsa dan sela, konglomerat aneka bahan; setempat dengan sisipan batulempung kelabu; perlapisan silang siur dan perlapisan sejajar.

-  Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal. Terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, tonalit, gabro kuarsa; mesokratik sampai lekokratik, porfiritik sampai holokristalin; setempat ubahan serisit,  khlorit, epidot, dan karbonat; serisit berkaitan dengan urat kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar; mineralisasi emas; magnetik sedang.

-  Batuan Gunungapi Niut (Tpn)
Berumur Pliosen. Terdiri dari basal porfiri, sedikit andesit basalan

-  Endapan Aluvial Terbiku (Qat)
Berumur kuarter. Tersusun dari kerikil, pasir, lumpur; struktur lapisan silang siur dan bidang; lekuk gerusan, gali dan isi, lapisan mineral berat.

-  Endapan Litoral (Qc)
Berumur Kuarter. Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil, setempat gampingan; bahan tumbuhan.

-  Endapan Aluvial dan Rawa (Qa)
Berumur Kuarter. Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan. 

Struktur Geologi yang berkembang di Wilayah Kabupaten Bengkayang didominasi oleh sesar dan kelurusan dalam batuan gunung api dan plutonik berarah utara-barat daya. Terdapat juga sekumpulan retakan yang saling berhubungan berarah utara-timur laut. Sebahagian wilayah Kabupaten Bengkayang berada di Batuan Gunung Api Raya sisa dari bagian gunung api yang terkikis luas, sebagai penutup Batholit Schwaner dan Singkawang. Batholit ini diduga terjadi diatas lajur penunjaman yang miring ke selatan, berumur Kapur bawah. Granodiorit Mensibau menerobos batuan samping yang berumur Trias Akhir sampai Jura Awal membentuk bagian dari Kawasan Kalimantan Barat Daya.

Berdasarkan beberapa penyelidik terdahulu batuan alas di Kalimantan Barat tersusun oleh litologi batuan beku meta, sediment meta, granit dan batuan mafik/ultra mafik. Batuan alas berumur Pra Tersier yang telah mengalami deformasi tekanan dan pemalihan, pada orogenesa Kapur-Tersier diterobos dan ditutupi oleh batuan gunung api dan subvulkanik berkomposisi menengah sampai mafik. 

Batuan ofiolit dan sediment samudra dari Komplek Mafik Danau dan Kapuas Terdeformasi ke dalam suatu baji akresi berumur Kapur Awal selama penunjaman kea rah selatan di bawah benua yang sekarang diwakili oleh sebagian besar Kalimantan dan sekitar Paparan Sunda.  Penunjaman yang diikuti oleh pembentukan sebuah busur magmatis tepian benua yang besar dan sisanya terawetkan sebagai Batolit Schwaner dan batolit lainnya. 

Pembentukan sebagian besar cekungan turbidit terjadi pada jaman Kapur Akhir, batuan sedimen ini kemudian diterobos oleh granit mengandung bijih timah yang berumur Kapur. Batuan gunungapi felsik yang berumur Eosen Tengah terbentuk pada dasar cekungan tanah muka di selatan jalur lipatan Kapuas, dengan penyebaran yang sangat luas. 

Pembentukan cekungan-cekungan antara gunung seperti yang dikenal sebagai Cekungan Melawi, Mandai dan Ketungau terjadi kala Eosen Akhir-Oligosen. Pada Oligosen-Miosen, cekungan tanah muka mengalami pengangkatan yang disertai oleh pembentukan batuan terobosan yang dikenal sebagai terobosan Sintang Dasitik yang disertai oleh pembentukan endapan emas, logam dasar dan air raksa. 

Sistem busur tersebut sebagian besar terdapat di Busur Magmatik Kalimantan Tengah, Busur Magmatik Paparan Sunda dan Busur Magmatik Schwaner. Pada umumnya formasi batuan yang merupakan tempat kedudukan mineralisasi logam (host rock) adalah batuan vulkanik. Namum demikian dibeberapa tempat mineralisasi tersebut juga dapat terbentuk dalam lingkungan batuan sedimen seperti endapan tipe skarn.

Sumber :
  1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, "Penelitian dan Pendataan Potensi Tambang", Tahun 2010;
  1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung,"Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan,  Skala 1 : 250.000", Suwarna. N dan Langford. RP, Tahun 1993.

Friday, March 18, 2016

Proses Terjadinya Tsunami



Tsunami, sebuah istilah yang beberapa saat lalu di Indonesia menjadi sebuah momok yang sangat menakutkan saat terjadinya Tsunami dahsyat di Aceh 26 Desember 2004 jam 7.58 minggu pagi. Kejadian yang sangat mengguncang dunia, karena terjadi hampir di pesisir Asia, mulai sumatera, Thailand, India, Srilangka, Malaysia, Singapura bahkan sampai Afrika. Tsunami tersebut diawali oleh sebuah gempa berkekuatan 9.3 Scala Richter dan merupakan gempa bumi terbesar dalam 40 tahun sejarah gempa bumi di wilayah Asia.
 
Apakah “tsunami" itu?  Apa penyebabnya?

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.

Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletus Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.


Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.

Ombak pasang ini nyaris tidak dirasakan bagi orang-orang yang mungkin kebetulan berlayar di tengah lautan, namun efeknya akan sangat terasa di pesisir karena ketinggian gelombangnya akan bertambah.

90% tsunami terjadi akibat gempa laut (tektonik bawah laut) namun bisa saja terjadi oleh gempa bumi vulkanis akibat meletusnya gunung (yang terletak di tengah laut) contohnya letusan Krakatau di Selat Sunda.

(Berbagai Sumber, Distamben-SDM Kab. Bengkayang)

Saturday, March 12, 2016

Prospek Bahan Galian Industri Ballclay


Pada kesempatan ini, saya akan mengulas mengenai keterdapatan endapan bahan galian industri Ballclay yang terdapat di Desa Pawangi Kecamatan Capkala, secara regional dapat dilihat pada potensi sumber daya mineral di Kabupaten Bengkayang.

Ballclay merupakan sejenis lempung yang mempunyai sifat sangat plastis dan sebagian besar terdiri dari mineral kaolinit tidak sempurna (disordered kaolinite). Nama ballclay berasal dari Negara Inggris yang dahulu menambang lempung jenis ini dengan cara memotong menjadi blok lempung seukuran 1 kaki kubik yang kemudian dapat dibentuk membundar seperti bola. Umumnya ballclay terdiri dari campuran sekitar 70% disordered kaolinite dengan illit, kuarsa, monmorilonit, klorit dan sejumlah kecil material organik. Zat organik dapat menyebabkan ballclay berwarna agak gelap, abu-abu tua atau kecoklatan. Kandungan organik bersama-sama dengan sifat mineral lempung yang berbutir halus menyebabkan ballclay bersifat sangat plastis dan mempunyai kuat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan kaolin. 

http://baloary.blogspot.co.id/
Penambangan Ballclay

Endapan ballclay umumnya berupa endapan sedimenter, terutama di lingkungan pengendapan rawa-rawa yang terlihat dari asosiasinya dengan material organik atau karbon. Endapan ballclay di daerah ini diperkirakan terbentuk dari hasil pengendapan kembali hasil pelapukan batuan yang berkomposisi asam, dalam hal ini granodiorit. Sifat-sifat fisik dan keadaan ballclay antara lain memiki ukuran partikel yang halus, sifat plastis yang tinggi, memiliki kekuatan kering yang tinggi, penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi. Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi dibanding kaolin.

Sebaran endapan ballclay terdapat di Desa Pawangi dan sekitarnya, Kecamatan Capkala, tersebar pada areal seluas sekitar 1.800 hektar atau sekitar 18.000.000 meter persegi. Ballclay umumnya berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir halus dan sangat plastis. Endapan ballclay membentuk perlapisan mendatar dengan ketebalan bervariasi antara 2 – 4 meter atau rata-rata 3 meter. Di bagian atas biasanya ditutupi oleh tanah penutup yang biasanya berupa lapisan pasir kuarsa setebal rata-rata 1 meter dan batupasir setebal rata-rata 25 cm. Sumber daya tertunjuk ballclay adalah sekitar 1.800 x 10.000 m2 x 3 m  = 54.000.000 m3 atau 140.000.000 ton (Sumber : Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, oleh : Zulfikar, Sodik Kaelani, Djadja Turdjaja, Tahun 2007).

http://baloary.blogspot.co.id/
Pengolahan Ballclay

Hasil pengolahan Ballclay dalam bentuk Pellet
                          Foto Dok. Dinas ESDM Kab. Bengkayang


Wednesday, March 9, 2016

Rhodonite "Pink Lady" dari Kecamatan Sei Betung



Beberapa waktu yang lalu kita “dihebohkan” dengan cerita batu akik/batu mulia, baik itu pemberitaan dari media televisi, surat kabar, di kedai kopi, di kantor pun pada cerita batu. Hampir dimana-mana setiap orang yang kita jumpai selalu membicarakan "batu", terkadang setiap pembicaraan disertai dengan membawa sampel batuan dengan berbagai bentuk bahkan ada yang sudah diolah. Apa mau kembali ke jaman batu???

Suatu ketika, saya diinformasikan oleh seorang teman yang menemukan sebongkah batu memiliki tekstur unik (menyerupai tekstur kain batik) berwarna kehitaman, kuning kecoklatan sampai pink muda. Timbul rasa penasaran saya, apa benar ditemukan di daerah tersebut, karna saya sering datang ke lokasi itu melakukan pengawasan kegiatan penambangan bahan galian mangan.
 
http://baloary.blogspot.co.id/
Rhodonite
Keesokan harinya dengan ditemani seorang staf, jam 09.00 wib saya lansung menuju lokasi tempat ditemukan “batu unik” itu di Desa Suka Bangun Kecamatan Sei Betung Kabupaten Bengkayang dengan kendaraan roda dua yang berjarak 21 km dari kantor kami. Tidak terlalu jauh dan relatif mudah untuk dijangkau. Setelah bertemu dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan (lokasi batuan ditemukan di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan), salah seorang petugas lapangan menyampaikan bahwa aktifitas penambangan baru dimulai lagi, dan selama 2 hari terakhir ada beberapa orang yang datang mencari batu akik di area stock file (lokasi penumpukan mangan). Setelah memohon izin, saya pun lansung menelusuri area penambangan berbekal 1 buah palu geologi. Sekitar 1 jam melakukan penyelidikan, akhirnya ditemukan juga bongkah batuan unik (seperti yang diinformasikan) berwarna pink muda kehitaman seberat 12 kg. Rasa penasaran akhirnya terjawab.

Berbekal panduan literatur ROCK & MINERALS karna sudah pikun banyak yang lupa tentang deskripsi mineral, yah terpaksa harus membaca lagi. Ternyata batuan “unik” yang berasosiasi dengan bijih mangan ini adalah Rhodonite. Mengulas sedikit tentang Rhodonite berasal dari bahasa Yunani, yaitu Rhodos yang berarti “rose” memiliki warna dari pink muda ke merah, terkadang dijumpai berwana kuning kecoklatan jika permukaannya telah teroksidasi menampilkan bentuk/gambar abstrak, sistem kristal triclinic, bentuk kristal tabular, pecahan concoidal, berat jenis 3.5-3.7, kekerasan 6, kecerahan tembus cahaya, komposisi (Mn, Ca)5(Si5O15) manganese silicate. Selain di Kalimantan Selatan Kabupaten Banjar Kecamatan Karang Intan, Rodhonite juga terdapat di Argentina, Chili, Mexico, Peru, Afrika Selatan dan Amerika Serikat.


http://baloary.blogspot.co.id/
Rhodonite "Pink Lady"

Rhodonite merupakan salah satu jenis batu mulia atau Gemstone, istilah untuk menggambarkan setiap mineral yang sangat berharga dikarenakan memiliki bentuk yang indah, memiliki tingkat kekerasan tertentu (skala mosh), dan keterdapatannya di alam sangat terbatas. Untuk mendapatkan bentuk sesuai dengan keinginan, pengolahannya dilakukan dengan metode cutting (dipotong) dan polishing (dipoles). Rhodonite di sekitar Bengkayang dikenal dengan julukan “Pink Lady”, dikatakan demikian mungkin warna pink umumnya disukai oleh wanita. 
Proses Pemotongan (Cutting)

Hasil Pemolesan (Polishing)