Pendahuluan
Kabupaten Bengkayang
terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan yaitu : Kecamatan Sei Raya, Capkala,
Sei Raya Kepulauan, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak,
Sei Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas,
Jagoi Babang, dan Siding.
Peta Adminstrasi Kabupaten Bengkayang |
Pada postingan
sebelumnya, kami telah memberikan gambaran mengenai Penyelidikan Keterdapatan Mineral Logam di Kecamatan Lumar dan Inventarisasi Keterdapatan Sumberdaya Mineral di Kecamatan Sei Betung.
Kali ini kami akan menginformasikan
hasil inventarisasi keterdapatan sumberdaya mineral di Kecamatan Teriak…..
Kecamatan Teriak terdiri dari 18 (delapan belas) desa, memiliki luas wilayah sebesar 231,51 Km2 terletak pada titik koordinat 0045’56’’LU-0054’27’’LU
dan 1092025’32’’BT-109035’7’’BT dengan
Ibukota Kecamatan di Bana, berjarak 13,76 km dari Ibukota Kabupaten Bengkayang.
Pencapaian lokasi Ibukota
Kecamatan di Bana dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh ± 25 menit dari
Ibukota Kabupaten, melewati jalan utama Bengkayang – Bana.
Tinjauan Geologi Regional
Batuan alas di
Kalimantan Barat tersusun oleh litologi batuan beku meta, sedimen meta, granit
dan batuan mafik/ultra mafik. Batuan alas berumur Pra Tersier yang telah
mengalami deformasi tekanan dan pemalihan, pada orogenesa Kapur-Tersier
diterobos dan ditutupi oleh batuan gunung api dan subvulkanik berkomposisi
menengah sampai mafik.
Batuan ofiolit dan
sediment samudra dari Komplek Mafik Danau dan Kapuas Terdeformasi ke dalam
suatu baji akresi berumur Kapur Awal selama penunjaman ke arah selatan di bawah
benua yang sekarang diwakili oleh sebagian besar Kalimantan dan sekitar Paparan
Sunda. Penunjaman yang diikuti oleh pembentukan
sebuah busur magmatis tepian benua yang besar dan sisanya terawetkan sebagai
Batolit Schwaner dan batolit lainnya.
Pembentukan sebagian
besar cekungan turbidit terjadi pada jaman Kapur Akhir, batuan sedimen ini
kemudian diterobos oleh granit mengandung bijih timah yang berumur Kapur.
Batuan gunungapi felsik yang berumur Eosen Tengah terbentuk pada dasar cekungan
tanah muka di selatan jalur lipatan Kapuas, dengan penyebaran yang sangat luas.
Pembentukan cekungan-cekungan antara gunung seperti yang dikenal sebagai
Cekungan Melawi, Mandai dan Ketungau terjadi kala Eosen Akhir-Oligosen. Pada
Oligosen-Miosen, cekungan tanah muka mengalami pengangkatan yang disertai oleh
pembentukan batuan terobosan yang dikenal sebagai terobosan Sintang Dasitik
yang disertai oleh pembentukan endapan emas, logam dasar dan air raksa.
Mengacu peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan yang disusun oleh N. Suwarna (GRDC), dan R.P. Langford (AGSO), 1993, peta Geologi Lembar Sambas Dan Siluas, Kalimantan, yang disusun oleh E. Rusmana (GRDC) dan P.E.
Pieters (AGSO), 1993, dan peta Geologi Lembar Sanggau, Kaimantan, yang disusun
oleh S. Supriatna, U. Margono, Sutrisno (GRDC), P.E. Pieters dan R.P. Langford (AGSO), 1993, yang dikeluarkan oleh
(P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun di Kabupaten Bengkayang berturut-turut dari yang tertua – paling muda adalah sebagai berikut :
- Formasi Seminis (PzRs)
Terdiri dari batusabak, filit,
batupasir, Umur Formasi batuan ini adalah Trias Akhir – Perm.
- Batuan Gunungapi Sekadau (Rusk)
Terdiri dari basalt, dolerite,
andesit, tufa, breksi, anglomerat. Umur Formasi ini adalah Trias.
- Granodiorit Jagoi (RJlj)
Terdiri dari biotit, granodiorit,
terutama kuarsa majemuk. Umur Formasi ini adalah Jura.
- Kelompok Bengkayang (RJb)
Terdiri dari batupasir, batulumpur,
batulanau, konglomerat, serpih, batupasir tufaan, biasanya karbonan, setempat
berfosil. Umur Formasi kelompok batuan
ini adalah Trias Akhir.
- Komplek Serabang (JKls)
Batuan Ultaramafik, gabro, basal
malih, rijang, sepilit, berasosiasi seperti bancuh dengan batusabak, filit,
sekis, batupasir malih, batutanduk. Umur Formasi ini adalah Kapur – Jura.
- Batugamping Bau (Juba)
Batugamping berlapis, umur Formasi
ini adalah Jura Atas.
- Formasi Pendawan (Kp)
Terdiri dari serpih, serpih sabakan,
batulumpur karbonan, batulanau dan batupasir, setempat gampingan, sedikit
batugamping dan tufa, berfosil. Umur Formasi ini adalah Kapur.
- Formasi Banan (Rub)
Berumur Trias Akhir, terdiri dari
batupasir dan sedikit konglomerat dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh,
termasuk batu tanduk berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.
- Formasi Sungaibetung (Jls)
Berumur Jura akhir, terdiri dari
perselingan batulumpur, batulanau, batupasir halus – sedang, kelabu muda –
hitam, perbandingan batulumpur meningkat ke arah atas; batupasir tufan halus
dibagian atas, berlapis baik.
- Batuan Gunungapi Raya (Klr)
Berumur Kapur Awal, terdiri dari
batuan beku luar andesit, dasit dan Basalt (piroklastik, sedikit lava) serta
batuan terobosan; sedikit menyusupi konglomerat, batupasir dan batulumpur;
setempat termalihkan oleh batuan terobosan kapur dan tersier, dan
termineralisasi dengan pirit, kalkopirit, molibdenit dan sfalerit.
- Granodiorit Mensibau (Klm)
Berumur Kapur Awal. Terdiri dari
granodiorit hornblende-biotit, adamelit, tonalit, granodiorit
biotit-hornblende, diorit, diorit kuarsa, granit; magnetik sedang sampai kuat;
umumnya terubah; setempat tergeruskan kuat, termilonitkan, dan terbreksikan,
xenolit batuan gunung api dan sedimen.
- Batupasir Kayan (TKk)
Berumur Paleosen, terdiri dari
batupasir kuarsa – feldspar, kuarsa – litos, serpih, batulanau, sedikit
konglomerat, batubara ; setempat kayu terkersikkan.
- Gabro Setinjam (Kuse)
Berumur Kapur Akhir. Terdiri dari
gabro; halus sampai pegmatitan, umumnya sedang; plagioklas (<50%),
horblende, piroksen, olivin dan biotit, setempat berfoliasi dan berlapis.
- Batuan Gunungapi Serentak (Tes)
Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari
Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela; setempat breksi tufan dan riodasit,
kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian terubah; urat halus besian, pirit,
pirhotit, pirolusit.
- Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal.
Terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, tonalit, gabro kuarsa;
mesokratik sampai lekokratik, porfiritik sampai holokristalin; setempat ubahan
serisit, khlorit, epidot, dan karbonat; serisit berkaitan dengan urat
kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar; mineralisasi emas; magnetik
sedang.
- Batuan Gunungapi Niut (Tpn)
Berumur Pliosen. Terdiri dari Basalt
porfiri, sedikit andesit Basaltan.
- Endapan Aluvial dan Rawa (Qa)
Berumur Kuarter. Tersusun dari
lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan.
Struktur geologi didominasi oleh sesar dan kelurusan dalam batuan gunung api dan plutonik
terutama berarah utara-barat daya. Wilayah penelitian berada di Batuan
Gunungapi Raya Kapur Bawah yang cenderung sebagian besar hanya berupa sisa dari
bagian gunungapi yang terkikis luas, sebagai penutup Batolit Schwaner
Singkawang. Batolit ini diduga terjadi diatas lajur penunjaman yang miring ke
selatan pada waktu Kapur Bawah. Granodiorit Mensibau mempunyai sentuhan
terobosan terutama dengan batuan samping yang berumur Trias Akhir sampai Jura
Awal, yang membentuk bagian dari Kawasan Kalimantan Barat Laut.
Peneliti Terdahulu
Para peneliti yang
melakukan studi keterdapatan sumber daya mineral di Wilayah
Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya, diantaranya yaitu :
1. Krol (1928), melaporkan tentang contoh urat
kuarsa dari daerah Gunung Selakean mengandung nilai-nilai sampai 28,4 gr/ton
emas dan 78,2 gr/ton perak.
2.
Faddegon (1941), meneliti endapan Bijih Molibdenit
pada lereng Gunung Bawang, 12 Km barat laut Bengkayang, dan
melaporkan juga keterdapatan intan yang tersebar sepanjang Sungai Landak, dari Ngabang ke hulu sejauh 7 Km dari batas utara Sungai Sekayam (Sungai Behe, Sikip, Engkarang dan Entikong).
3. Japan International Coorperation Agency (JICA), (1982), Menemukan daerah prospek Gunung Selakean pada 8 lubang galian pada urat
kuarsa piritan kuarsa sulfida yang termineralisasi, pirit, arsenopirit, galena,
sfalerit dan kalkopirit.
4. Supriatna (1989), Badan Geologi, mencatat bahwa butiran emas dari hulu Sungai Landak lebih kecil
dari pada butiran emas dari Sungai Sekayam dan sekitarnya.
5.
Iwan
Nursahan (2005), Badan Geologi, melakukan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral
Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan
Barat.
Kondisi Geologi Kecamatan
Teriak
Stratigrafi daerah Kecamatan Teriak tersusun
atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Lava Andesitik dan Breksi Lava Formasi
Jirak, Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa, dan Satuan Batuan Terobosan
Granit.
Satuan Lava Andesitik dan Breksi Lava Formasi
Jirak : terdiri dari lava andesitik-basaltik, breksi lava andesitik
porfiritik, lava dasitik dan tufa halus-tufa lapili piroklastik. Satuan ini
dapat dikorelasikan sebagai Formasi Jirak (JICA 1982) berumur Jura Atas.
Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa: terdiri dari diorit, abu-abu-keputihan,
berbutir sedang-halus, fanerik–porfiritik. Batuan ini tersingkap di lereng Gn.
Serawak dan lereng Sungai Tapang. Sesuai penyebarannya, bentuk intrusi ini
diperkirakan berupa retas. Kedudukan stratigrafi intrusi ini menerobos Satuan
lava dan tufa Formasi Jirak yang berumur Jura Atas, maka satuan ini
diperkirakan berumur Kapur Awal.
Satuan Terobosan Granit: terdiri dari granodiorit, warna
putih-kemerahan-kehitam-hitaman, berbutir sedang–kasar, faneris, tekstur holokristalin. Intrusi
ini diperkirakan berbentuk stock sesuai penyebarannya di hilir S. Empawang dan Gn. Batulumun.
Batuan terobosan ini dapat dikorelasikan dengan Satuan Intrusi Gn. Raya (JICA,
1982), dan berdasarkan hasil dating penentuan umur absolut K-Ar diperoleh
kisaran umur pada 114 – 103 juta tahun yang lalu atau Kapur Tengah. Satuan ini
menerobos batuan lava andesitik dan tufa Fm. Jirak yang berumur Jura Atas.
Struktur geologi yang
teramati di daerah ini terdiri dari kekar dan sesar relatif berarah utara-selatan,
sedangkan indikasi sesar geser manganan berarah relating timurlaut-baratdaya. Di daerah Salakean-Jaluk atau Sungai Kuntup
ditemukan breksiasi atau milonit berarah utara-selatan pada zona breksi sulfida.
Mineralisasi
Daerah penelitian
sebagian disusun oleh batuan Terobosan Sintang yang secara litologi disusun
oleh batuan asam sampai menengah, terdiri dari granit, granodiorit, diorit,
mikrodiorit, diorit kuarsa, dan tonalit. Batuan tersebut merupakan sumber dari
mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini yang menerobos batuan lebih
tua seperti Granodiorit Mensibau dan Batuan Gunungapi Raya berumur Jura awal –
Kapur Akhir.
Mineralisasi emas,
perak, dan tembaga di daerah ini tercebak dalam sistem urat (kuarsa sebagai
mineral gangue dan granit sebagai batuan samping/wall rock) dengan struktur
sesar geser menganan sebagai kontrol utama atau koridor strukturnya. Urat (vein) kursa sebagai pembawa mineral
tersebut merupakan kekar bukaan (tensional
joint).
Inventarisasi Keterdapatan Sumberdaya Mineral di
Kecamatan Teriak
Di
wilayah Kecamatan Teriak ini setidaknya ditemukan 6 bahan galian yaitu : Emas, Tembaga, Arsen, Bauksit, Granit, dan Pasir Batu (Sirtu).
Peta Keterdapatan Sumberdaya Mineral di Kecamatan Teriak |
Emas
Indikasi emas primer yang ada di daerah ini berada dalam urat / “Vein” dan berasosiasi dengan Cu, Pb
dan Fe. Sedangkan
emas aluvial dibeberapa tempat ditambang oleh masyarakat setempat secara ilegal,
dilakukan dengan peralatan seadanya metode tambang semprot.
Kegiatan usaha pertambangan lainnya, berupa
pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkayang kepada PT. Millenia Artha Prima yang hingga saat ini masih melakukan
tahapan kegiatan eksplorasi komoditas logam emas.
Tembaga
Keterdapatan bahan
galian tembaga hanya terdapat di daerah Gunung Selakean, termasuk kedalam
Desa Setia Jaya. Proses
mineralisasi yang terbentuk di Gunung Selakean inilah yang menarik beberapa
peneliti melakukan penyelidikan keterdapatan mineral logam dasar.
Hingga saat ini PT. Kanaan Resources selaku
pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi komoditas mineral logam
tembaga, melakukan penyelidikan di sekitar Gunung Selakean.
Arsen
Keterdapatan mineral
Arsen ini, merupakan hasil dari pada mineralisasi logam yang terjadi di G.
Selakean, Desa Setia Jaya. Arsen ini dijumpai berasosiasi dengan mineral
lainnya pada proses mineralisasi Au dan Cu . Sampai sejauh ini kegiatan eksplorasi
mineral Arsen ini masih bersifat pendahuluan dan belum dilakukan penyelidikan
lebih lanjut.
Bauksit
Indikasi bahan
galian Bauksit yang ada di daerah ini terdapat di Desa Teriak dan Bangun Sari pada bagian selatan dan timur. Hal ini bisa
dilihat dari singkapan tanah yang nampak akibat pembuatan jalan. Adapun
ketebalan ore daripada Bauksit di daerah ini berkisar antara 2 – 5 meter.
Kenampakan
megaskopis Bauksit di wilayah ini, berwarna coklat kemerah – merahan, kekerasan
lunak – sedang, ukuran kerikil – kerakal, berbentuk angular – sub angular,
silika rendah – sedang, Al sedang, penyebaran jarang, ukuran fragmen < 20
cm.
Granit
Potensi bahan galian ini terdapat hampir disemua wilayah kecamatan Teriak. Hal ini
dimungkinkan karena pada wilayah Kecamatan ini banyak terdapat perbukitan, yang
merupakan hasil dari proses intrusi magma.
Adapun pengusahaan
atau pemanfaatan batu Granit ini sebagian besar sebagai material bangunan.
Sedangkan cara pengerjaan oleh masyarakat setempat masih bersifat tradisional
(manual) dengan menggunakan palu batu dan proses pembakaran, agar mudah
dipecah.
Pasir Batu
Keterdapatan pasir
batu ini di Kecamatan Teriak terdapat disekitar sungai-sungai di Desa Bangun
Sari dan Desa Dharma Bhakti. Pasir batu ini digunakan dalam pembuatan bangunan
atau bisa dikatakan sebagai material untuk bangunan dan jalan diwilayah ini.
Tabel Inventarisasi Sumberdaya Mineral di Kecamatan Teriak
No.
|
DESA / DUSUN
|
JENIS BAHAN TAMBANG
|
a
|
b
|
c
|
1
|
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
|
Emas
|
2
|
Sebelah Utara G. Padung Ds. Teriak
|
Emas
|
3
|
Sebelah Timur G. Tajok Bakog Ds. Teriak
|
Emas
|
4
|
Gunung Padung Ds. Teriak
|
Tembaga
|
5
|
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
|
Tembaga
|
6
|
Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
|
Arsen
|
7
|
Kandang Ds. Teriak
|
Bauksit
|
8
|
Sebelah Barat Lulang Ds. Bangun Sari
|
Bauksit
|
9
|
Selatan G. Selakean Ds. Setia Jaya
|
Granit
|
10
|
Barat Daya G. Padung Ds. Teriak
|
Granit
|
11
|
Utara Gunung Selakean Ds. Setia Jaya
|
Granit
|
12
|
Riam Peyun Ds. Bangun Sari
|
Granit
|
13
|
Sebelah Timur Laut G. Padung Ds. Setia Jaya
|
Granit
|
14
|
Sungai Tereya Ds. Bangun Sari
|
Sirtu
|
15
|
Tekaruh Ds. Dharma Bhakti
|
Sirtu
|
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil inventarisasi sumberdaya
mineral dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Batuan Terobosan Sintang (Toms), yang
secara litologi disusun oleh batuan asam sampai menengah, terdiri dari granit,
granodiorit, diorit, mikrodiorit, diorit kuarsa, dan tonalit merupakan sumber
dari mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini.
2. Terdapat 2 (dua) Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang melakukan kegiatan
eksplorasi komoditas logam emas dan tembaga di Kecamatan teriak.
3. Endapan emas aluvial dibeberapa tempat telah dilakukan penambangan oleh
masyarakat secara ilegal dengan metode tambang semprot.
DAFTAR
PUSTAKA
1. JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological
Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy,
Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of Japan.
2. Suwarna, N., dkk., 1993, Peta
Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
3.
Rusmana, E. dkk., 1993, Peta Geologi
Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
4. Supriatna, E., dkk., 1993, Peta
Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
5. Nursahan, Iwan, dkk., 2004; Laporan
Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan
Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral, Bandung.
6.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, "Penelitian dan Pendataan
Potensi Tambang", Tahun 2010.