Kaolin
Istilah kaolin diambil dari nama sebuah pegunungan di
Cina, yaitu ”kauling” yang artinya pegunungan tinggi. ”Kauling” kemudian
populer dikalangan para penambang Cina yang menambang tanah lempung untuk
pembuatan keramik, patung, guci, dan berbagai perkakas lainnya seperti piring,
teko, dan cangkir. Beberapa negara lainnya menyebut kaolin dengan istilah ”Cina
Clay”.
Proses Terbentuknya (Genesa)
Sebelum menguraikan lebih lanjut, maaf jika penulis
banyak menggunakan bahasa-bahasa teknis dengan maksud untuk memberikan
pengertian yang sebenarnya.....paling tidak dapat menambah sedikit wawasan
dalam bidang geologi.
Kembali ke topik awal, kaolin merupakan komoditas mineral
non logam yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah.
Pada umumnya kaolin terbentuk dari proses pelapukan dan
proses hydrothermal alterasi pada batuan beku yang banyak mengandung feldspar
dimana mineral potassium aluminium silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin.
Dapat pula terbentuk sebagai pelapukan batuan metamorf khususnya gneiss.
Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau sangat dekat
dengan permukaan pada batuan beku. Endapan kaolin yang terjadi karena proses
hydrothermal terdapat pada rekahan-rekahan, patahan atau daerah dengan
permeabilitas tinggi.
Jenis dan Sifat Fisik Mineral
Sampel Kaolin yang terdapat di Desa Pawangi Kec. Capkala |
Jenis mineral-mineral yang dikategorikan kelompok kaolin
adalah kaolinit, nakrit, dikrit dan haloisit dengan kaolinit sebagai mineral
utama.
Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2 – 2,5, berat
jenis 2,60 – 2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 1850OC, plastis,
daya hantar panas dan listrik rendah, PH bervariasi, mampu menyerap air (kedap
air), apabila massa kaolin diremas mudah hancur dan butirannya menempel
ditangan.
Penambangan
Teknik
penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1.
Tambang
terbuka (open pit)
2.
Tambang
semprot (hydraulicking)
3.
Tambang
dalam (Underground mining)
Dibandingkan tambang dalam, tambang terbuka dan tambang
semprot lebih banyak diterapkan untuk penambangan kaolin. Penerapan teknik
penambangan ini disesuaikan dengan kondisi endapan.
Pengolahan
Setiap komoditas tambang baik itu mineral logam, non
logam bahkan batuan dengan tujuan ekspor, terlebih dahulu dilakukan pengolahan
dan pemurnian di dalam negeri dan mendapatkan kuota ekspor dari
pemerintah......artinya pelaku usaha tidak boleh lagi menjual ”tanah air” ke
luar negeri.
Maksud kebijakan pemerintah atas larangan ekspor raw
materials hasil pertambangan, antara lain untuk menjaga pasokan bahan baku
dalam negeri (ketahanan industri), dan untuk meningkatkan nilai tambah dari
produk hasil tambang tersebut.
Secara teknis, pengolahan dan pemurnian kaolin ditujukan
untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi,
oksida titanium, mika dll. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus,
tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, PH tertentu dan
sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat
tergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaan (dapat memenuhi permintaan buyer).
Penggunaan
Kaolin sebagai bahan baku industri mempunyai kegunaan
diantaranya :
1. Industri keramik dan
porselin, kaolin digunakan sebagai bahan body melalui proses adonan maupun dalam
bentuk glasir.
2. Industri kertas, kaolin digunakan sebagai bahan pengisi, pemutih dan bahan pelapis.
3. Industri karet, kaolin digunakan sebagai bahan vulkanisir.
4. Bahan tahan api, kaolin digunakan sebagai bahan utama pembuatan bata tahan
api.
5. Bagian dari industri cat, kaolin digunakan : bahan extender
produksi cat, sebagai bahansubstitusi yang mewarnai cat, dan untuk membuat cat
berwarna cemerlang.
6. Industri obat-obatan, kaolin digunakan dalam peracikan obat diare berfungsi penyerap racun.
Keterdapatan Kaolin
Keterdapatan kaolin dan telah diusahakan hingga saat ini selain di
Bangka dan Belitung, juga terdapat di Desa Pawangi Kecamatan Capkala Kabupaten
Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat.
Penyebaran dan kandungan endapan kaolin yang terdapat di Kabupaten
Bengkayang cukup bervariatif yaitu : di Kecamatan Capkala (Mandor dan Pangkalan
Batu) kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3
19-23%; Kecamatan Monterado kadar SiO2 51-60%, Fe2O3
1,3% dan Al2O3 16-26%;
dan Kecamatan Lumar kadar SiO2 51-60%, Fe2O3
1,3% dan Al2O3 14-25% (Laporan Pendataan Potensi Tambang
Tahun 2010, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang).
Endapan kaolin potensial berupa endapan residual dari
hasil pelapukan batuan beku asam/granit di Kabupaten Bengkayang terdapat di sekitar
Dusun Bukitbatu, Desa Pawangi, Kecamatan Capkala. Potensi kaolin di daerah ini
dengan sebaran sekitar 1.800 hektar mempunyai sumber daya tertunjuk yang tercatat
sebesar 180.000.000 ton (Laporan Eksplorasi Umum Endapan Ballclay di Kabupaten
Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat Oleh : Zulfikar, Sodik Kaelani, Djadja
Turdjaja, Pusat Sumber Daya Geologi).
Kekayaan
alam yang tidak dapat diperbaharui ini, dalam pengelolaan dan pemanfaatannya, diharapkan
dapat memberikan asas manfaat bagi semua pihak.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat