Artikel ini merupakan gambaran geologi regional keterdapatan cebakan
emas primer di Kabupaten Bengkayang dan sebagai sumber utama pengayaan endapan
emas alluvial yang dijumpai di beberapa tempat.
Cebakan emas
primer ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kuarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari
proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal.
Baca artikel terkait : Tinjauan Geologi Regional
Berdasarkan beberapa penyelidik terdahulu
batuan alas di Kalimantan Barat tersusun oleh litologi batuan beku meta,
sediment meta, granit dan batuan mafik/ultra mafik. Batuan alas berumur Pra
Tersier yang telah mengalami deformasi tekanan dan pemalihan, pada orogenesa
Kapur-Tersier diterobos dan ditutupi oleh batuan gunung api dan subvulkanik
berkomposisi menengah sampai mafik.
Batuan ofiolit dan sediment samudra dari
Komplek Mafik Danau dan Kapuas Terdeformasi ke dalam suatu baji akresi berumur
Kapur Awal selama penunjaman ke arah selatan di bawah benua yang sekarang
diwakili oleh sebagian besar Kalimantan dan sekitar Paparan Sunda. Penunjaman yang diikuti oleh pembentukan
sebuah busur magmatis tepian benua yang besar dan sisanya terawetkan sebagai
Batolit Schwaner dan batolit lainnya (Amiruddin, 1989).
Pembentukan sebagian besar cekungan turbidit
terjadi pada jaman Kapur Akhir, batuan sedimen ini kemudian diterobos oleh
granit mengandung bijih timah yang berumur Kapur. Batuan gunungapi felsik yang
berumur Eosen Tengah terbentuk pada dasar cekungan tanah muka di selatan jalur
lipatan Kapuas, dengan penyebaran yang sangat luas.
Pembentukan cekungan-cekungan antara gunung
seperti yang dikenal sebagai Cekungan Melawi, Mandai dan Ketungau terjadi kala
Eosen Akhir-Oligosen. Pada Oligosen-Miosen, cekungan tanah muka mengalami
pengangkatan yang disertai oleh pembentukan batuan terobosan yang dikenal sebagai terobosan Sintang Dasitik yang
disertai oleh pembentukan endapan emas, logam dasar dan air raksa.
Sistem busur tersebut sebagian besar terdapat
di Busur Magmatik Kalimantan Tengah, Busur Magmatik Paparan Sunda dan Busur Magmatik
Schwaner. Pada umumnya formasi batuan yang merupakan tempat kedudukan
mineralisasi logam (host rock) adalah
batuan vulkanik. Namum demikian dibeberapa tempat mineralisasi tersebut juga
dapat terbentuk dalam lingkungan batuan sedimen seperti endapan tipe skarn.
Keterdapatan cebakan emas primer di Kabupaten
Bengkayang yaitu di G. Selakean, G. Pandan (kadar Au 170 g/t, Ag 156 g/t, Cu
8,16%), Serantak sumber daya terukur 813.114 ton, kadar Au 2,264 gr/m3),
Sintoro (kadar Au 0,2-0,7 gr/t) dan
Sekarem (kadar Au bijih 110 gr/t, Au urat 64 gr/t). Di daerah Lumar dan Ledo,
emas primer hadir bersama emas sekunder dengan kadar 1,77-2,8 gr/t.
Gua Sintoro di Kecamatan Lumar Eks. Tambang Bawah Tanah Penjajahan Belanda |
Beberapa artikel yang berhubungan :
Sumber Referensi :
1. JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological
Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy,
Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of Japan.
2. Suwarna, N., dkk., 1993, Peta Geologi
Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
3. Amirudin,
2000, Characteristics of Cretaceous Singkawang and Triassic Sanggau Batholiths
West Kalimantan, Journal Geol. Dan Sumberdaya Mineral, Vol. X, No. 103, April
2000.DJGSM.
4. Nursahan, Iwan, dkk., 2004; Laporan
Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam di Daerah Kabupaten Bengkayang dan
Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral, Bandung.
Ben, bravo....artikelnya bagus bagus dan sangat penting.
ReplyDeletetrims pak rudy....mohon referensi lainnya pak boss
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete