Jika kita mengamati batuan di suatu tempat,
atau lebih gampangnya di sekitar daerah aliran sungai biasanya banyak ditemukan
float-float batuan. Terdapat beberapa batuan yang secara fisik memiliki
perbedaan warna, bentuk, kekerasan, atau berat dari massa batuan tersebut. Kondisi
ini disebabkan oleh perbedaan pada saat proses pembentukan batuan, komposisi
mineral penyusun batuan, bentuk dan ukuran mineral, tempat terbentuknya batuan,
maupun perubahan temperatur pada saat pembekuan magma.
Keberadaan batuan yang sangat komplek di
alam, memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, dan memberikan nilai manfaat
bagi kita, memberikan inspirasi bagi saya untuk mengenalkan berbagai jenis
batuan yang mungkin kita temukan di sekitar kita.
Artikel yang berhubungan : Granit Lebih Populer dan Prospek Bahan Galian Industri Ballclay.
Pada kesempatan sebelumnya saya telah
mengenalkan mengapa batuan granit “lebih populer” dikalangan masyarakat bila dibandingkan dengan jenis batuan beku lainnya, dan
kali ini saya akan mendeskripsikan batuan DIORIT jenis batuan beku intermediet.
Jenis batuan beku intermediet pada umumnya mengandung
52-66% silika (SiO2) berasal dari magma yang mempunyai sifat antara
magma asam dan magma basa, memiliki kandungan unsur Ca dan Na relatif sama.
Diorit merupakan salah satu jenis batuan beku
intermediet dengan komposisi mineral utama yaitu sodium plagioklas, hornblende,
dan biotit dalam jumlah yang relatif sedikit. Berwarna bau-abu gelap, struktur masif,
tekstur hipokristalin, dan bentuk kristal euhedral. Bila terdapat mineral augit
menunjukkan bahwa batuan tersebut sedikit bersifat basa, sedangkan mineral
orthoklas menunjukkan batuan bersifat asam.
Terkadang batuan diorit mengandung sedikit
kuarsa, menampakkan tekstur coarse-grained dengan campuran kontras antara
butiran mineral yang berwarna hitam dan putih hampir serupa jika kita
mencampurkan segenggam butiran garam dan lada hitam. Istilah inilah yang
dikenal dengan “salt and pepper” pada saat kita melakukan deskripsi batuan
diorit.
Batuan yang memiliki komposisi mineral dan
terbentuk di wilayah pembentukan yang sama dengan batuan diorit adalah batuan
andesit. Perbedaan mendasar pada kedua batuan ini dapat dilihat dari ukuran
butir dan tingkat pendinginan magma asalnya. Magma asal pada batuan diorit mengalami
pengkristalan lebih lambat di bawah permukaan bumi, sedangkan magma asal batuan
andesit akan mengkristal lebih cepat di atas permukaan sehingga membentuk Kristal
dengan ukuran butir yang lebih halus (kecil). Pada prinsipnya pendinginan yang
lambat akan membentuk ukuran butir yang lebih besar.
Teknik penambangan batuan granit untuk mendapatkan
bidang belah yang lebih besar lebih disarankan dengan menggunakan bahan
peledak, kemudian dipotong sesuai permintaan pasar dengan mesin pemotong yang
telah didesain khusus. Jika akan dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi
bangunan, batuan dipecah ukuran tertentu dengan menggunakan breaker dan stone
crusher.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat