Komoditas tambang mangan adalah campuran
logam besi yang sangat penting bukan saja untuk membuat baja mangan
(Ferromangan Steel) tetapi juga untuk baja karbon mangan. Hampir 95% mangan
dimanfaatkan untuk keperluan metalurgi dan hanya sebagian kecil untuk campuran
logam dan “bronze”.
Komoditas Tambang Mangan |
Keterdapatan komoditas tambang mangan di
Kabupaten Bengkayang ditemukan di Daerah Jelatok Desa Seren Selimbau Kecamatan
Lumar. Jarak tempuh dari Ibukota Kabupaten menuju kesampaian lokasi sekitar 30
km dengan waktu tempuh ± 1 jam.
Ciri-ciri dan sifat komoditas tambang mangan
yang ditemukan yaitu melensa, terdapat pada batuan Formasi Banan (Rub) yang
terdiri dari batulanau, tufa, batupasir tufaan, dan pada batuan dasit bawang
(Teb), dimana mangan berasal dari batuan yang kaya akan mineral kuarsa (porfiri
kuarsa).
Mineralisasi mangan berkembang dan membentuk
“gang” urat-urat pada batuan tufa sedang pada batulanau dan dasit hanya mengisi
antar breksi (breksi filling) atau sekitar kontak batuan yang terterobos,
berasosiasi dengan kuarsa dan pirit. Pada Formasi Sungai Betung (Jls) ada
indikasi mineralisasi mangan namun sangat kecil sekali.
Bentuk mangan di daerah ini sangat bervariasi
baik warna maupun jenisnya. Mangan yang terdapat pada urat atau retas masih
dalam keadaan segar (fresh) dan belum mengalami pelapukan pada umumnya berwarna
merah (rhodonit), hitam berstruktur batang dan serabut (manganit), atau merupakan
percampuran antara yang berwarna merah dengan yang berwarna hitam atau
kecoklatan. Mangan berbentuk urat yang telah mengalami pelapukan (oksidasi)
kuat, akan berbentuk komponen-komponen bongkah diantara soil hasil pelapukan
material lainnya, berwarna hitam dengan goresan coklat gelap (psilomelan),
kadang kala berbentuk butir massif, berwarna sangat hitam rapuh, dengan warna
goresan hitam (pirolusif), bercampur dengan soil yang berwarna merah coklat.
Pada daerah oksidasi yang kuat ini mutu/kualitas
mangan ini sangat baik. Hal ini menandakan bahwa pelapukan akan meningkatkan
mutu dari mangan, karena pelapukan sifatnya mengoksidasi,sedangkan mangan
stabil dalam bentuk oksida (pirolusit, psilomelan) dibanding dalam bentuk
silikat (rhodonit, braunit) dan karbonat (rhodokrosit) dan sisa-sisa unsur
selain mangan oksida akan membentuk tanah (soil).
Sehingga dalam “ore body” lapukan mangan yang
belum terganggu (undistrub) atau “transported mangan” akan merupakan
komponen-komponen dalam soil. Hal tersebut diatas akan mempermudah dalam
eksplorasi permukaan di daerah pelapukan untuk melokalisir daerah sebaran “ore
body” insitu dibandingkan dengan kumpulan bongkah mangan transported.
Mineralisasi di daerah breksiasi apabila
batuan induk rapuh, dan reaktif seperti tufa, maka akan terjadi kontaminasi,
asimilasi dan percampuran dengan material batuan induk yang mana hal ini akan
menurunkan mutu dari mangan, tapi apabila batuan induk itu sifatnya keras dan
tak reaktif seperti batupasir, batulanau atau batuan beku, maka mineralisasi
mangan hanya akan mengisi antar breksi saja, bahkan “cleavage” atau rekahan
dari batuan induk tersebut hanya diisi oleh mineral pirit dan mineral silika
sekunder tanpa mampu diisi oleh mangan. Apabila badan breksiasi bermangan itu
lapuk, maka pada soilnya akan ditemukan kerikil-kerikil dari oksida mangan dan
komponen batuan terkesikan yang berasal dari komponen breksi yang terbungkus
oleh mangan pada waktu terjadi pengisian mineralisasi mangan (pengisian antar
breksi).
Keterdapatan Mangan di Daerah Jelatok |
Berikut
ini manfaat dan kegunaan komoditas tambang mangan:
1. Sekitar 95% mangan
dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja;
2. Penggunaan mangan
untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan
gelas, kimia, dan lain-lain;
3. Sebagai depolarizer;
4. Sebagai sel kering
baterai;
5. Untuk menghilangkan
warna hijau pada gelas;
6. Bahan dasar industri
baterai;
7. Bahan dasar indutri
korek api.
Sebaran
mangan di Kecamatan Lumar
Desa Seren Selimbau terdapat di Daerah Jelatok Bukit Sansan (kadar Mn 33,80-42,28%, MnO2
51,18%-60,19%); Bukit Tansan (kadar Mn 25,02-32,97% , MnO2
37,07-48,43%); Bukit Sekere (kadar Mn 22,99-49,30% , MnO2
21,09-72,66%) dengan perhitungan sumber daya hipotetik sebesar 796.875 ton
bijih Mn dengan luas sebaran ± 135 hektar.
Hingga saat ini tahapan eksplorasi lanjutan
belum dapat dilakukan, dikarenakan sebagian wilayah keterdapatan komoditas
tambang mangan masuk ke dalam kawasan hutan produksi.
Sumber Referensi:
1. Suwarna, N., dkk., 1993, Peta
Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
2. Rusmana, E. dkk., 1993, Peta Geologi
Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
3. PT. Katingan Sumber
Mineral, Tahun 2008, Laporan Eksplorasi Kuasa Pertambangan di Kabupaten
Bengkayang.
4. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang, Tahun
2010, Penelitian dan Pendataan Potensi Tambang.
Selamat siang Bapak/Ibu
ReplyDeleteMau tanya ... adakah yg sudah menambang di Bengkayang saat ini ??
Bisakah kita komunikasi lebih lanjut tentang tambang ini ?
Silahkan hubungi saya telp/WA ke 08129459916.
Terimakasih
Salaam
Ade Sumantri