Latar
Belakang
Potensi kekayaan sumberdaya mineral sebagai salah satu aspek sumberdaya alam, memiliki
kandungan yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh
karena itu diperlukan suatu upaya agar pemanfaatan potensi sumberdaya mineral
dapat dilakukan secara optimal.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi sumberdaya mineral guna mensejahterakan rakyat, disamping diperlukan
manajemen usaha pertambangan yang memadai sesuai dengan karakter sumberdaya
mineral, diperlukan pula inventarisasi keberadaan sumberdaya mineral itu
sendiri dalam bentuk informasi peta yang tercakup dalam kegiatan penelitian dan pendataan potensi tambang.
Pemanfaatan secara optimal dengan
memaksimalkan nilai tambah dan meminimalkan dampak negatif dari eksploitasi
sumberdaya mineral, akan meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan
penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu perlu adanya kesinambungan penelitian
dalam rangka mengumpulkan data/informasi potensi bahan
mineral, dengan harapan akan dapat menunjang pelaksanaan tugas/fungsi terutama
dalam hal pengelolaan,
pemanfaatan, dan pengendalian dibidang pertambangan.
Maksud dari penelitian dan pendataan
potensi tambang ini adalah tersedianya data/informasi potensi dan sebaran bahan tambang masing-masing kecamatan di Kabupaten Bengkayang yang bersifat operasional dan aplikatif. Diharapkan
hasil penelitian dan pendataan potensi tambang ini dapat digunakan sebagai
data/informasi awal dalam rangka pengembangan
investasi dibidang pertambangan.
Tujuan kegiatan penelitian dan
pendataan potensi tambang ini adalah:
1. Pemerintah Kabupaten Bengkayang memiliki suatu basis data sektor
pertambangan sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan atau acuan dalam
pengembangan dan pemanfaatan potensi sumberdaya mineral yang terdapat
dimasing-masing kecamatan.
2. Pemerintah daerah dimasing-masing kecamatan
dapat mengetahui, mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya
mineral yang terdapat diwilayahnya secara optimal dengan meminimalkan resiko
sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan daerah.
3. Pemerintah Kabupaten Bengkayang dapat membantu dalam menawarkan potensi
bahan galian kepada investor guna mengelola potensi tambang tersebut melalui
kegiatan penambangan yang berwawasan lingkungan guna peningkatkan pendapatan
daerah dan perekonomian.
Letak
dan Lokasi Daerah Penelitian
Kecamatan Sungai Betung berada pada titik koordinat 00O 44’ 35” LU – 0O 55’ 00” LU dan 109O 19’ 35” BT – 109O 27’ 18” BT dengan
Ibukota Kecamatan adalah Suka Maju yang
berjarak 14,84 km dari Ibukota Kabupaten Bengkayang.
Luas Kecamatan Sungai Betung adalah 205,95 km2 dengan penduduk
mencapai 9.388 jiwa,
terdiri dari 4 Desa yaitu : Desa Cipta Karya, Desa Suka Bangun, Desa Karya
Bhakti, dan Desa Suka Maju. Matapencaharian penduduk umumnya berladang dan
berkebun musiman, sebahagian lagi sebagai pedagang (Sumber : Bengkayang Dalam Angka Tahun 2009 – BPS Kabupaten Bengkayang).
Pencapaian lokasi Ibukota
Kecamatan dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh ± 30 menit dari
Ibukota Kabupaten, melewati jalan utama yang menghubungkan Kota Bengkayang –
Singkawang. Sedangkan pencapaian lokasi penelitian antar desa disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Tahapan
Penelitian
Tahapan penelitian yang kami lakukan terbagi dalam beberapa
tahapan yaitu :
a) Studi Literatur
Studi literatur ini meliputi pengumpulan data-data sekunder dan mempelajarinya baik berupa buku, buletin dan cuplikan
dari berbagai pertemuan ilmiah juga berupa data–data hasil penyelidikan
terdahulu, termasuk juga peta–peta tematik seperti Peta Geologi, Peta Kawasan Hutan, Peta Topografi dan Peta Fisiografi.
Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk melengkapi dan memperbaharui data
digital potensi bahan galian mineral Kabupaten Bengkayang yang terdapat di
Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral Kabupaten Bengkayang, berupa pengumpulan dan penelaahan semua laporan
hasil penyelidikan yang berkaitan dengan potensi bahan galian mineral yang ada
di daerah dan selanjutnya disusun menjadi suatu daftar potensi sumber daya
mineral daerah.
b) Survey Lapangan
Untuk melengkapi hasil pengumpulan data sekunder, maka perlu dilakukan
survey lapangan. Survey ini dilakukan diwilayah penelitian untuk mendapatkan data yang lebih lengkap guna penyusunan laporan antara
dan akhir serta pembuktian terhadap data sekunder mutlak perlu dilakukan.
Survey lapangan yang dilakukan menggunakan metode antara lain sebagai berikut :
1.
Pemetaan Geologi
Regional dengan metode “Passing Compass”.
2.
Melakukan pengamatan
pada daerah-daerah mineralisasi, pengambilan conto batuan dengan metode chip sampling atau grab sampling dan kalau diperlukan membuat sketsa.
3.
Pembuatan peta sebaran keterdapatan sumberdaya mineral.
c) Pengolahan Data Tekstual
Mencakup penentuan dan penyusunan struktur basis data untuk tiap komoditi,
diskusi, pengkajian laporan dan peta, pemilihan data, pemasukan data dan
verifikasi data.
Pada tahapan pengolahan data tekstua ini, mulai disusun data–data yang akan dimasukan kedalam peta disertai dengan
persiapan peta-peta tematik yang akan dibuat untuk menampilkan data-data
tersebut. Adapun pemasukan data dilaksanakan setelah data-data yang telah diseleksi mulai diinput kedalam tabel-tabel data spasial, kemudian dilakukan verifikasi data untuk menjamin tingkat keakuratan data.
d) Pengolahan Data Spatial
Pekerjaan ini mencakup analisa peta dasar, peta geologi, topografi dan
sumberdaya bahan galian untuk tiap lokasi yang data tekstualnya telah didata
dalam pekerjaan sebelumnya. Kemudian dilakukan digitasi peta, editing feature,
penentuan batas polygon dan titik dan pembuatan layout peta digital.
Proses pembuatan data digital, sebelumnya perlu dilakukan klasifikasi data
dikarenakan jenis data yang berbeda akan memiliki format dan pengelolaan yang
berbeda pula. Secara garis besar ada dua jenis data, yaitu data grafis dan
atribut. Dalam pembuatan data digital ini, data dasar yang diinginkan dapat
diperoleh melalui :
1.
Digitasi peta (data
grafis) dari lembaran peta yang telah dipublikasikan
2.
Input database untuk data atribut
3.
Konversi dari data
digital yang dikelola dengan software tertentu
Adapun hasil yang diharapkan dari pembuatan data digital dan program
aplikasinya adalah :
a. Peta potensi tambang dengan sistem GIS, data dan profil neraca sumber daya mineral daerah Kabupaten Bengkayang.
b. Evaluasi potensi tambang pada daerah terpilih (uji petik), disajikan dalam
bentuk:
1. Peta Geologi daerah terpilih skala 1 : 400.000
2. Peta Sebaran Potensi Tambang skala 1 : 125.000
3. Laporan hasil Inventarisasi dan pendataan Potensi Tambang.
e) Pembuatan Peta Potensi Tambang berbasis SIG
Hasil pekerjaan akan berupa Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terbentuk
dalam suatu peta digital tematik yang informasinya mencakup berbagai hal yang
berhubungan dengan lokasi keterdapatan, jenis sumberdaya mineral dan besar
potensi bahan galian.
Selain program aplikasi SIG, hasil dari pekerjaan penelitian dan pendataan
potensi tambang di wilayah Kabupaten Bengkayang adalah berupa laporan. Pada
laporan selain pembahasan secara tekstual dilengkapi pula dengan gambar berupa
foto dan peta-peta tematik.
Fisiografi Kabupaten Bengkayang
terdiri dari zona pantai, dataran alluvial, undak pasir putih di barat serta
perbukitan bergelombang rendah yang meningkat sampai pebukitan curam yang
terisolasi di timur.
Zona Pantai, terdiri dari suatu
dataran pantai yang menggabungkan pedalaman dengan dataran alluvial, pematang
pantai, dan tepi bagian utara Delta Sungai Kapuas. Bentang alam termuda
merupakan pematang pasir rendah yang terhampar di dataran pantai.
Perbukitan bergelombang rendah,
umumnya berkembang pada batuan sedimen Tersier dan granit lapukan. Umumnya
muncul dengan ketinggian kurang dari 75 meter.
Pebukitan curam, tersebar melintasi
daerah lokasi penelitian, meskipun lebih terlihat di timur laut, dan muncul
baik dari pebukitan bergelombang rendah maupun dataran alluvial dan pantai.
Berdasarkan peta Geologi Lembar
Singkawang, Kalimantan yang disusun oleh N.
Suwarna (GRDC), dan R.P. Langford (AGSO), 1993, peta
Geologi Lembar Sambas Dan Siluas, Kalimantan,
yang disusun oleh E. Rusmana (GRDC) dan P.E. Pieters (AGSO), 1993, dan
peta Geologi Lembar Sanggau, Kaimantan, yang disusun oleh S. Supriatna, U.
Margono, Sutrisno (GRDC), P.E. Pieters dan R.P. Langford (AGSO), 1993, yang dikeluarkan oleh
(P3G) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi, maka batuan penyusun
Kabupaten Bengkayang berturut-turut dari yang tertua – paling muda adalah sebagai berikut :
- Formasi Seminis (PzRs)
Terdiri dari batusabak, filit, batupasir, Umur Formasi batuan ini adalah
Trias Akhir – Perm.
- Batuan Gunungapi Sekadau (Rusk)
Terdiri dari basalt, dolerite, andesit, tufa, breksi, anglomerat. Umur
Formasi ini adalah Trias.
- Granodiorit Jagoi (RJlj)
Terdiri dari biotit, granodiorit, terutama kuarsa majemuk. Umur Formasi ini
adalah Jura.
- Kelompok Bengkayang (RJb)
Terdiri dari batupasir, batulumpur, batulanau, konglomerat, serpih,
batupasir tufaan, biasanya karbonan, setempat berfosil. Umur Formasi
kelompok batuan ini adalah Trias Akhir.
- Komplek Serabang (JKls)
Batuan Ultaramafik, gabro, basal malih, rijang, sepilit, berasosiasi
seperti bancuh dengan batusabak, filit, sekis, batupasir malih, batutanduk.
Umur Formasi ini adalah Kapur – Jura.
- Batugamping Bau (Juba)
Batugamping berlapis, umur Formasi ini adalah Jura Atas.
- Formasi Pendawan (Kp)
Terdiri dari serpih, serpih sabakan, batulumpur karbonan, batulanau dan
batupasir, setempat gampingan, sedikit batugamping dan tufa, berfosil. Umur
Formasi ini adalah Kapur.
- Formasi Banan (Rub)
Berumur Trias Akhir, terdiri dari batupasir dan sedikit konglomerat
dibagian atas; batupasir dan serpih dibagian bawah. Pengaruh malihan sentuh, termasuk batu tanduk
berkembang disekitar terobosan tersier, terutama pada batupasir dan tufa dibagian bawah.
- Formasi Sungaibetung (Jls)
Berumur Jura akhir, terdiri dari perselingan batulumpur, batulanau,
batupasir halus – sedang, kelabu muda – hitam, perbandingan batulumpur meningkat
ke arah atas; batupasir tufan halus dibagian atas, berlapis baik.
- Batuan Gunungapi Raya (Klr)
Berumur Kapur Awal, terdiri dari batuan beku luar andesit, dasit dan Basalt
(piroklastik, sedikit lava) serta batuan terobosan; sedikit menyusupi
konglomerat, batupasir dan batulumpur; setempat termalihkan oleh batuan
terobosan kapur dan tersier, dan termineralisasi dengan pirit, kalkopirit,
molibdenit dan sfalerit.
- Granodiorit Mensibau (Klm)
Berumur Kapur Awal. Terdiri dari granodiorit hornblende-biotit, adamelit,
tonalit, granodiorit biotit-hornblende, diorit, diorit kuarsa, granit; magnetik
sedang sampai kuat; umumnya terubah; setempat tergeruskan kuat, termilonitkan,
dan terbreksikan, xenolit batuan gunung api dan sedimen.
- Batupasir Kayan (TKk)
Berumur Paleosen, terdiri dari batupasir kuarsa – feldspar, kuarsa – litos,
serpih, batulanau, sedikit konglomerat, batubara ; setempat kayu terkersikkan.
- Gabro Setinjam (Kuse)
Berumur Kapur Akhir. Terdiri dari gabro; halus sampai pegmatitan, umumnya
sedang; plagioklas (<50%), horblende, piroksen, olivin dan biotit, setempat
berfoliasi dan berlapis.
- Batuan Gunungapi Serentak (Tes)
Berumur Eosen Tengah. Terdiri dari Tufa lapili, dasitan, kristal dan sela;
setempat breksi tufan dan riodasit, kelabu muda sampai kecoklatan; sebagian
terubah; urat halus besian, pirit, pirhotit, pirolusit.
- Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Berumur Oligosen Awal – Miosen Awal. Terdiri dari diorit, diorit kuarsa,
granodiorit, tonalit, gabro kuarsa; mesokratik sampai lekokratik, porfiritik
sampai holokristalin; setempat ubahan serisit, khlorit, epidot, dan karbonat;
serisit berkaitan dengan urat kuarsa-kalkopirit-molibdenit dan pirit menyebar;
mineralisasi emas; magnetik sedang.
- Batuan Gunungapi Niut (Tpn)
Berumur Pliosen. Terdiri dari Basalt porfiri, sedikit andesit Basaltan.
- Endapan Aluvial dan Rawa (Qa)
Berumur Kuarter.
Tersusun dari lumpur, pasir, kerikil dan bahan tumbuhan.
Struktur pada daerah penelitian
didominasi oleh sesar dan kelurusan dalam batuan gunung api dan plutonik
terutama berarah utara-barat daya. Wilayah penelitian berada di Batuan
Gunungapi Raya Kapur Bawah yang cenderung sebagian besar hanya berupa sisa dari
bagian gunungapi yang terkikis luas, sebagai penutup Batolit Schwaner
Singkawang. Batolit ini diduga terjadi diatas lajur penunjaman yang miring ke
selatan pada waktu Kapur Bawah. Granodiorit Mensibau mempunyai sentuhan
terobosan terutama dengan batuan samping yang berumur Trias Akhir sampai Jura
Awal, yang membentuk bagian dari Kawasan Kalimantan Barat Laut.
Penelitian dan Pendataan Potensi Tambang di Kecamatan Sungai Betung
Morfologi/bentang alam daerah
penelitian termasuk kedalam Satuan perbukitan bergelombang sedang, dengan
ketinggian antara 50 m – 600 m dari permukaan laut (dpl).
Hasil pemetaan geologi permukaan,
daerah penelitian berdasarkan stratigrafi tersusun oleh Formasi Sungai Betung
(Jls), Formasi Banan (Rub), Batuan Gunungapi Raya (Klr), Batuan Terobosan
Sintang (Toms), dan Dasit Bawang (Teb).
Berdasarkan
pengumpulan data primer, hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan jenis bahan galian yaitu
: Mangan, Emas, Besi, Kaolin, Granit, Andesit dan Sirtu.
Tabel. Jenis Bahan Galian di Kecamatan Sungai Betung
No.
|
DESA / DUSUN
|
JENIS BAHAN TAMBANG
|
a
|
b
|
c
|
1
|
Hulu Sg. Mempawah Selatan G. Pandan Desa Karya Bhakti
|
Emas
|
2
|
Sebelah Barat G. Muwang Desa Karya Bhakti
|
Emas
|
3
|
Daerah Keranji Desa Sukamaju
|
Granit
|
4
|
Sebelah Timur Bengkuwang Desa Karya Bhakti
|
Granit
|
5
|
Sebelah Utara Gunung Sermaya Desa Suka maju
|
Andesit
|
6
|
Daerah Samantat Desa Suka maju
|
Andesit
|
7
|
Sebelah barat Daya Gunung Raja Desa Suka Bangun
|
Granit
|
8
|
Sungai Raya sebelah barat laut Sansak Desa Suka Bangun
|
Sirtu
|
9
|
Sungai Raya sebelah timur laut G. Sikup Desa Suka
Bangun
|
Sirtu
|
10
|
Sebelah Barat Udu Malakos Desa`Suka Bangun
|
Mangan
|
11
|
Belanga Singkabang Desa Suka Bangun
|
Mangan
|
12
|
Kranji Desa Suka Bangun
|
Mangan
|
13
|
Singkabang Atas Desa Suka Bangun
|
Mangan
|
14
|
Udu Marakos Desa Suka Bangun
|
Besi
|
15
|
Sebelah Utara S. Nunuk Desa Suka Bangun
|
Kaolin
|
Mangan
Mangan di Kecamatan Sungai Betung terdapat di
wilayah Desa Suka Bangun, Dusun Sengkabang
dan sekitarnya. Sebaran batuan yang mengandung bahan galian mangan ditemukan setempat-setempat
pada perbukitan yang relatif rendah dan bergelombang.
Mangan di lokasi ini sangat bervariasi baik warna maupun
jenisnya. Mangan yang terapat pada urat atau retas masih dalam keadaan segar
(fresh) dan belum mengalami pelapukan pada umumnya berwarna merah (rhodonit),
hitam berstruktur batang dan serabut (manganit), mempunyai belahan sempurna
(braunit) atau merupakan percampuaran antara yang berwarna merah dengan yang
berwarna hitam atau kecoklatan.
Mangan berbentuk urat yang telah
mengalami pelapukan (oksidasi) kuat, akan berbentuk komponen-komponen bongkah
diantara soil hasil pelapukan material lainnya, berbentuk batriodal, struktur “cloroform atau mimilary crust”, berwarna
hitam dengan goresan coklat gelap (spiromelan),
kadangkala berbentuk butir masif, berwarna sangat hitam rapuh, dengan warna
goresan hitam (pirolusit), bercampur dengan soil yang berwarna merah coklat.
Singkapan mangan "pirolusit" yang ditemukan di lapangan |
Pada daerah oksidasi yang kuat ini
mutu/kualitas mangan ini sangat baik. Hal ini menandakan bahwa pelapukan akan
meningkatkan mutu dari mangan, karena pelapukan sifatnya mengoksidasi,
sedangkan mangan stabil dalam bentuk oksida (pirolusit, spiromelan) dibanding
dalam bentuk silikat (rhodonit, braunit) dan karbonat (rhodokrosit) dan
sisa-sisa unsur selain mangan oksida akan membentuk tanah (soil).
Emas
Keterdapatan emas di Kecamatan Sungai Betung berada pada lapisan alluvial dan didominasi dengan
keberadaan pasir hasil lapukan batuan Beku Granit yang teroksidasi secara kimia
menyebabkan terjadinya pembentukan emas.
Hasil pengamatan dilapangan
keterdapatan emas dijumpai pada daerah yang telah ditambang oleh masyarakat
setempat dengan sistem tambang manual. Ketebalan pasir mengandung emas dijumpai
rata-rata 5 meter, daerah penambangan yang telah dikerjakan baik oleh masyarakat
setempat yaitu Desa Suka Bangun, Cipta Karya, Karya Bhakti, dan Desa Suka Maju.
Besi
Keterdapatan Besi pada Kecamatan
Sungai Betung berada pada daerah Desa Suka bangun Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa Endapan Besi yang didapat merupakan konsentrasi magnetit
dan hematit. Dengan perkiraan kadar
besinya sekitar 45%. Keterdapatan Besi ini disekitaran
daerah yang agak berbukit, hal ini dkarenakan proses pembentukan yang dominan
daripada besi adalah dari proses terjadinya magma yang kemudian mengalami
kontak metasomatik dan replacement.
Kaolin
Potensi endapan Kaolin di Kecamatan Sungai Betung adalah pada wilayah bagian tenggara dan selatannya, yang merupakan hasil lapukan Batuan Granit. Potensi ini menyebar sepanjang daerah hulu sungai sampai ke bagian selatan dan timur Desa Karya
Bhakti. Kaolin yang ada belum dimanfaatkan karena masih
diperlukan kajian lebih lanjut untuk pengusahaannya.
Granit
Potensi terbesar batu Granit di Kecamatan Sungai Betung adalah didaerah Selatan, yang merupakan
wilayah perbukitan. Potensi ini menyebar mulai dari Desa Suka Maju kebagian utara dan Desa Karya Bhakti kebagian selatannya. Saat
ini pengusahaan batu ini masih sangat tergantung permintaan konsumen antara
lain untuk bangunan dan jalan.
Andesit
Potensi terbesar Andesit di Kecamatan Sungai Betung adalah didaerah Desa Suka Maju dan sekitarnya. Potensi ini menyebar mulai dari bagian timur
sampai ke bagian utara wilayah tersebut. Pengusahaan Andesit saat ini belum dilakukan.
Peta Sebaran Potensi Tambang di Kecamatan Sei Betung |
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan pengamatan
di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penelitian dan pendataan potensi tambang di Kecamatan Sei Betung sebagai
inventarisasi awal dilakukan tahapan pengamatan singkapan batuan, pengambilan
conto batuan, pengambilan titik koordinat.
2. Terdapat komoditas mineral logam yaitu mangan, emas, dan besi.
3. Komoditas mineral non logam dan batuan yaitu kaolin, granit, dan andesit.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih sistematik dan terinci untuk
endapan bahan galian mangan dan emas.
Daftar
Pustaka
a. JICA (Japan International Cooperation Agency), 1982. Report On Geological
Survey of West Kalimantan, consolidated report, Ministry of Mines and Energy, Republic of Indonesia and Metal Mining Agency of
Japan.
b. Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, Skala
1 : 250.000, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Bandung, Suwarna N dan
Langford RP; Tahun 1993.
c. Peta Geologi Lembar Sambas/Siluas, Kalimantan,
Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Bandung, E.
Rusmana, Sutrisno (GRDC) dan Langford
RP; Tahun 1993.
d. Departemen Pertambangan Dan Energi; Kantor
Wilayah Provinsi Kalimantan Barat ; Bahan Galian Di Kalimantan Barat” ; Tahun
1996.
e. Pusat Sumber Daya Geologi Departemen ESDM ;
“Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam” Di Daerah Kabupaten Landak Dan
Bengkayang ; Tahun 2005.
f. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
kalimantan Barat ; “Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam Daerah Kalimantan Barat”
; PT. Sari Yasa Renjana ; Tahun 2008.
g. Bengkayang Dalam Angka 2009 ; Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bengkayang, Tahun 2009.
Mohon koreksi dan saran pembaca, apabila terdapat penelitian lainnya terkait sumberdaya mineral di Kabupaten Bengkayang, jika berkenan dapat disampaikan kepada penulis sebagai referensi baru di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Terima kasih semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat