Jenis kekar yang diinventarisir di
daerah penelitian umumnya merupakan kekar gerus (shear joint) yang sebagian diantaranya terisi oleh mineral sulfide
seperti pirit dan kalkopirit, namun banyak juga yang tidak diisi oleh mineral
tertentu atau barrent joint. Arah (trend)
dari kekar gerus tersebut umumnya Baratlaut-Tenggara dan Timurlaut-Baratdaya,
masing-masing berkemiringan ke Baratdaya dan Tenggara. Adapun kekar bukaan (tension joint) sebagai perangkap dari
mineralisasi emas dan tembaga berarah Baratlaut-Tenggara berkemiringan ke arah
Baratdaya.
Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM |
Secara kinematika, pola tegasan utama
yang mengontrol sistem pensesaran di daerah ini adalah U 005º - 185º T dan U
110º - 290º T atau berarah Utara - Selatan dan Baratlaut - Tenggara. Tegasan (stress) berarah Utara-Selatan (U 005º -
185º T) tersebut merupakan control utama terbentuknya sesar geser menganan
sebagai koridor atau pembatas dari cebakan urat emas di daerah Semangkong dan
G. Suren.
Daerah penelitian sebagian disusun oleh
batuan Terobosan Sintang yang secara litologi disusun oleh batuan asam sampai
menengah, terdiri dari granit, granodiorit, diorit, mikrodiorit, diorit kuarsa,
dan tonalit. Batuan tersebut merupakan sumber dari mineralisasi emas, perak,
dan tembaga di daerah ini yang menerobos batuan lebih tua seperti Granodiorit
Mensibau dan Batuan Gunungapi Raya berumur Jura awal – Kapur Akhir.
Mineralisasi emas, perak, dan tembaga di daerah ini tercebak dalam
sistem urat (kuarsa sebagai mineral gangue dan granit sebagai batuan
samping/wall rock) dengan struktur sesar geser menganan (dextral wrench fault) sebagai kontrol utama atau koridor
strukturnya. Urat (vein) kursa
sebagai pembawa mineral tersebut merupakan kekar bukaan (tensional joint) berarah U 110 °T/66°; dan secara stereografi
merupakan bidang yang melewati tegasan menengah dan terkecil atau δ2 dan δ3.
Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM |
Berdasarkan
hasil pengamatan lapangan, analisis dan interpretasi data, diperoleh kesimpulan
mengenai struktur geologi hubungannya dengan mineralisasi di daerah penelitian,
yaitu :
1. Daerah penelitian secara jalur
mineralisasi logam Kalimantan dilalui oleh tiga jalur, yaitu : jalur Au-Cu dalam
batuan asam-menengah, jalur bauksit dalam granit, dan jalur Cr-Fe dalam batuan
ultrabasa,
2. Batuan sumber / pembawa mineralisasi :
Terobosan Sintang (Oligo-Miosen) : diorit, mikrodiorit, granit, granodirit,
diorit kuarsa, dan tonalit,
3. Arah umum lineasi (kelurusan sesar) : (U
10º -190º T); Secara umum didominasi oleh arah U 155º -335º T (mode) pada kisaran
(U 150º-330º T) dan (U 160º -340º T),
4. Sesar yang mengontrol mineralisasi
(sebagai koridor struktur) : sesar geser menganan atau Dextral wrench fault
berarah U 157 ºT/83º, atau sesar-sesar berarah U 155º -335º T
(Tenggara-Baratlaut),
5.
Arah mineralisasi urat (vein) : tensional joint U 110
ºTE/66º-77o),
6. Mineralisasi : pirit, malahit, azurit
dengan batuan samping berupa granit dan gangue minerals berupa kuarsa,
7.
Mineral ekonomis : emas, perak, tembaga,
dan bauksit,
8.
Tipe cebakan (emas, tembaga) : epitermal
berupa tipe urat (stock work).
Sumber
: Badan Geologi – Kementerian ESDM
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat